Siswa melakukan halalbilahal usai mengikuti upacara di SDN Manggarai 17 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (18/7/2016). Usai libur Idul Fitri, para siswa kembali beraktivitas mengikuti pelajaran di sekolah untuk tahun ajaran 2015-2016.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi X DPR Fikri Faqih berharap kualitas pendidikan Indonesia di tahun 2017 membaik khususnya disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki tupoksi merumuskan kebijakan sedari dini, yaitu Wajib Belajar 12 tahun.

“Kemendikbud memiliki beban berat, karena di usia SD hingga SMA/SMK, adalah masa emas seorang siswa tersebut dididik,” kata Fikri di Jakarta, Rabu (4/1).

Dia mengatakan, jika kualitas di level ini membaik, maka jenjang setelahnya yakni perguruan tinggi maupun di dunia kerja akan semakin mudah, dan indikator keberhasilan Nawacita dapat tercermin di level ini.

Diingatkan, dalam visi Nawacita atau 9 Agenda Prioritas Pembangunan Nasional, Pemerintahan Jokowi-JK memiliki fokus kerja untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

Menurut dia, rumusan implementasi dari visi tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pembangunan Pendidikan Indonesia dalam periode tersebut ditujukan untuk peningkatan daya saing global.

“Tahun 2017 diharapkan tidak banyak lagi persoalan politik yang menganggu kinerja pendidikan, seperti perombakan kabinet. Oleh karena, pergantian kepemimpinan berkonsekuensi pada pergantian kebijakan di tataran riil,” ujarnya.

Politikus PKS itu menilai dunia pendidikan sejatinya bukan dunia coba-coba karena semua harus dirumuskan dengan bijaksana berdasarkan data.

Dia menjelaskan dalam Survei Programme International Student Assessment (PISA) yang dirilis terakhir tahun 2015, Pendidikan Indonesia mengalami peningkatan enam peringkat, yaitu dari 71 ke 64 dibandingkan tahun 2012.

“Survei itu dilakukan di 72 negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), yang melihat kemampuan membaca, sains, dan matematika pada anak yang berusia 15 tahun dengan dipilih secara acak. Hasilnya, kemampuan membaca naik 10 poin, sains 32 poin, dan matematika 17 poin,” jelas dia.

Membaiknya peringkat dunia tersebut tentu masih perlu digenjot karena Singapura menjadi negara di ASEAN yang menempati urutan pertama survei PISA tersebut bahkan mengalahkan Inggris, Jerman, Belanda.

“Momentum perbaikan pendidikan Indonesia di tahun 2017 dapat dimulai dari perbaikan pengambilan keputusan kebijakan. Saya berharap ke depan, apapun kebijakan yang diambil oleh Mendikbud sejatinya dapat dibahas terlebih dahulu secara matang, baik di internal kabinet maupun kepada mitra Komisi X DPR,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara