Jakarta, Aktual.com – Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) di DPR RI, Mulfachri Harahap mengatakan bahwa di tengah kenaikan harga saat ini, hanya ada satu yang turun yaitu harga diri bangsa.
Hal itu menanggapi kenaikan sejumlah harga kebutuhan masyarakat di 2017 yang berangsur naik, seperti pengurusan STNK dan BPKB, harga cabai, BBM, hingga pencabutan subsidi listrik bagi pelanggan 900 Va.
“Semua naik kan. Ada yang turun satu. Harga diri yang turun tuh harga diri kita sebagai bangsa itu sudah turun.. Hahaha. Kalau yang lain naik. Di luar itu ngga ada yang turun,” kata Mulfachri, di Jakarta, Rabu (5/1).
Diakui Mulfachri, pasca reformasi yang ditandai dengan berakhirnya masa pemerintahan orde baru (Orba), bangsa Indonesia mengalami fase kepemimpinan dari Presiden Habibie hingga saat ini Presiden Jokowi.
Ia berpendapat bahwa bila dibandingkan kepemimpinan saat ini, di era reformasi rezim pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku presiden ke-VI paling memiliki konsep dan formulasi dalam mengatasi sejumlah permasalahan yang dihadapi, khususnya di sektor ekonomi.
“Walaupun ada kekurangan di sana sini, harus kita akui bahwa pemerintah sebelumnya lebih memiliki konsep untuk mengatasi sejumlah persoalan yang kita hadapi,” ujar dia.
Pada masa itu, sambung dia, rakyat bisa mendengar penjelasan pemerintah, baik oleh presiden langsung maupun oleh menteri teknis terkait sehubungan dengan masalah yang tengah dihadapi.
Kemudian pada saat yang bersamaan disampaikan juga rencana pemerintah untuk mengatasi persoalan itu. Dan, pada beberapa waktu kemudian pemerintah menyampaikan progres yang telah dicapai dari sejumlah opsi sebagai jalan keluar yang sudah diambil oleh pemerintah.
“Jadi ini masalahnya, ini cara mengatasinya, harusnya atau pada saat beberapa waktu kemudian menjelaskan kepada masyarakat bahwa progres yang dicapai dengan program yang diterapkan untuk mengatasi masalah itu sudah dikoordinir,” papar wakil ketua komisi III DPR RI itu.
“Maka kita bisa menilai sejauh mana pemerintah memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan. Nah yang sekarang kita tidak melihat itu, dalam bahasa yang gamblang, pemerintahan sekarang ini sepertinya kurang memahami masalah yang kita hadapi,” tambah dia.
Meski begitu, dirinya menyambut positif langkah pemerintah atas semangat melakukan percepatan terhadap pembangunan infrastruktur, sebagai tulang punggung bagi pembangunan ekonomi Indonesia.
Laporan: Novrizal
Artikel ini ditulis oleh: