Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah umum dan diskusi akhir tahun di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (28/12/2016). Acara diskusi dan ceramah umum akhir tahun yang diselenggarakan oleh Kornas Fokal IMM mengambil tema " Meruwat Indonesia , Menjaga NKRI. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memutuskan kerjasama militer dengan pihak Australia. Pemutusan kerjasama ini disebut-sebut karena penghinaan terhadap Pancasila.

Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris menilai rencana pemutusan kerjasama dengan Australia oleh TNI dapat mengganggu hubungan baik antara kedua negara. Karenanya, ia menyarankan agar Pemerintah tidak emosional dan harus mengedepankan rasionalitas.

Menurut Charles, Australia adalah mitra strategis bagi Indonesia, khususnya dalam bidang perdagangan dan pemberantasan terorisme. Sehingga, tidak etis bila hanya karena satu oknum membuat kesalahan lantas Panglima TNI Gatot Nurmantyo memutus hubungan kerjasama militer dengan Australia.

“Agak lucu jika kelakuan oknum serdadu dijadikan alasan untuk memutuskan kerjasama pertahanan. Saya harap Panglima TNI jangan jadikan isu ini untuk pencitraan saja,” ujar Charles di Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Politisi PDIP ini mengaku sudah mendapatkan penjelasan dari perwakilan Australia di Indonesia dan mendapatkan klarifikasi atas kasus tersebut. Bahwa, ada oknum personil militer Australia yang diduga melecehkan Pancasila.

“Namun kelakuan oknum personil militer Australia tersebut tidak mewakili pandangan pemerintah Australia,” ungkap Charles.

Lagipula, tambahnya, pihak Australia sudah meminta maaf dan akan melakukan investigasi. “Serta melakukan penindakan terhadap oknum prajurit yang diduga melakukan pelanggaran tersebut,” pungkasnya.

(Nailin Insa)

Artikel ini ditulis oleh: