Jakarta, Aktual.com – Sikap Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang sempat sewot ditanya soal harga cabai yang bergejolak dirasa bukan sikap yang pas. Pasalnya, untuk mengendalikan harga pangan yang bergejolak (volatile food) adalah tugas pemerintah.
“Saat ini, harga cabai masih melonjak tinggi. Nantinya harga pangan yang lain juga akan melonjak. Itu tugas pemerintah untuk kendalikan volatile food. Tidak perlu marah-marah,” ujar anggota Komisi XI DPR, Andreas Eddy Susetyo di Jakarta, Minggu (8/1).
Menurutnya, pemerintah memang harus ekstra antisipatif karena adanya iklim basah atau la lina. Sehingga adanya potensi panen kurang baik.
“Untuk itu perlu diantisipasi, tahun ini gimana (volatile food)? Dan pemerintah tak boleh terlambat dalam pengendalian volatile food ini,” jelas dia.
Dirinya pun meminta segera dibentuk Badan Pangan Nasional (BPN) untuk meggantikan peran Bulog dalam pengendalian harga pangan seperti amanat dalam UU.
Sebelumnya, Mentan Amran Sulaiman sempat marah besar ketika ditanya soal lonjakan harga cabai yang belum bisa dikendalikan pemerintah. Menurutnya, fokus pemerintah tak cuma urusi komoditas cabai justru ada 14 komoditas strategis lain yang diperhatikan pemerintah. Di beberapa daerah, harga cabai memang sudah menembus Rp100 ribu lebih per kg.
“Cabai lagi, kita terlalu cengeng. Cabai aja diputar. Cabai lagi yang dipikir. Hati-hati, begitu kita fokus ke cabai, bisa berantakan (komoditas) yang lain. Ini (istilahnya) jantungnya dipegang, kemudian rambutnya terpotong satu. Rambut ini yang dibahas,” jelas dia saat kunjungan ke pasar di Sulawesi Selatan belum lama ini.
Amran menyebutkan, persoalan harga cabai tidak mudah untuk diselesaikan secepatnya. Apalagi dengan banyaknya program lain yang harus diperhatikan.
“Tolong, persoalan cabe naik ini ya. Karena dari 14 komoditas strategis cuma satu yang naik. Impor beras tidak ini tahun? Itu yang paling strategis. Kalau tanpa beras mati orang, sakit. Jadi tolong, cabai itu masih terkendali,” klaimnya.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan