Manila, Aktual.com – Sejumlah pria bersenjata yang diduga bajak laut menyerang delapan nelayan hingga tewas di laut sekitar Filipina Selatan, kata juru bicara penjaga pantai, Selasa (10/1).

Insiden itu terjadi di tengah upaya tentara Filipina meredam ancaman pegaris keras, khususnya yang menyasar kapal kargo di wilayah selatan.

Puluhan anak buah kapal dan wisatawan diculik IS tahun lalu di sekitar Laut Celebes dan Sulu.

Penculikan itu membuat banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina khawatir atas tingginya aktivitas pegaris keras dan bajak laut yang mengancam keamanan di lautan.

Juru bicara penjaga pantai, Komandan Armand Balilo mengatakan, sebuah kapal nelayan Filipina berisi 15 awak berlayar dari Laud Siromon, pulau dekat Semenanjung Zamboanga, Senin malam.

Saat itu, lima pria bersenjata dikabarkan menaiki perahu cepat dan mulai menyerang nelayan.

“Pelaku menembaki nelayan,” kata Balilo.

Ia mengatakan delapan orang tewas, sementara lima lainnya lompat dari kapal dan berenang ke pulau terdekat.

Dua sisanya bertahan di kapal, dan dikabarkan selamat.

“Kami menilai insiden ini adalah serangan bajak laut. Jika aksi itu dilakukan pegaris keras, mereka mungkin akan menculik awak kapal untuk meminta tebusan,” kata Balilo.

Sebuah kapal pengangkut kontainer bulan lalu berhasil menghalau serangan pegaris keras yang terhubung dengan Abu Sayyaf. Kelompok itu sempat berupaya naik ke kapal untuk menculik awaknya, kata otoritas terkait.

Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan, militer telah diminta untuk mengakhiri ancaman kelompok Abu Sayyaf selama enam bulan.

Banyak tentara dikerahkan ke wilayah terkait di saat gencatan senjata dengan gerilyawan pemberontak Mao masih berlangsung.

“Pegaris keras itu adalah sasaran kami,” kata Lorenzana ke wartawan.

“Kami akan mengerahkan seluruh kemampuan negeri ini, menggabungkan operasi militer dan program pembangunan untuk mengakhiri aksi teror kelompok itu,” katanya.

Kelompok Abu Sayyaf tidak begitu besar, tetapi cukup dikenal di wilayah Selatan karena sering melakukan penculikan dan pemenggalan.

Pegaris keras itu dikabarkan masih menawan puluhan orang, diantaranya adalah warga Belanda, Jerman, Jepang, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan