Batang, Aktual.com – Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo mengaku kecewa terhadap sikap warga Desa Kandeman terkait masalah kesepakatan harga tanah untuk jalan tol Batang-Semarang yang disampaikan pada Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke daerah ini.
“Seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi karena selama lima tahun kami menjabat mengajarkan untuk terbuka dan mengutamakan komunikasi atau musyawarah yang baik,” kata Bupati di Batang, Jawa Tengah, Selasa (10/1).
Menurutnya, spanduk bertuliskan ‘Pak Jokowi, Kami Belum Sepakat dengan Harga Tanah untuk Jalan Tol’ dalam kunjungan Presiden Jokowi seharusnya tidak perlu terjadi.
Bagaimanapun, permasalahan warganya dapat dimusyawarahkan dengan baik dan tim appraisal atau penaksir harga tanah sudah melalui musyawarah dan ketentuanya, serta ada hitungnya.
“Sebenarnya hal seperti ini tidak boleh terjadi karena yang berhak mengadukan keberatan adalah pemilik tanah dan bukan melalui perwakilan,” kata Yoyok.
Kendati demikian, Pemkab tetap akan mengakomodasi dan memfasilitasi apa yang menjadi keinginan warga. Apabila dalam prosesnya warga tetap menolak, Yoyok menyarankan warganya mencari appraisal sendiri untuk perbandingan.
“Kalah dan menang silakan ditanggung sendiri resikonya,” ucapnya.
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Batang, Abdul Azis, menjelaskan, BPN hanya berbicara berdasar regulasi yang berlaku. Sesuai peraturan, apabila warga keberatan mengenai nilai harga tanah harus datang sendiri bukan diwakilkan, kecuali keluarga langsung yang mendapat kuasa.
“Setelah 14 hari proses pembebasan lahan masyarakat dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri dan hasilnya akan di putusan oleh pengadilan,” demikian Abdul.
Presiden Jokowi diketahui meninjau pembangunan jalan tol Batang-Semarang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Senin (9/1) kemarin. Presiden berharap jalan tol tersebut nantinya dapat meningkatkan kelancaran arus barang dan mobilitas masyarakat.
“Kita harapkan ini bisa dipakai saat Lebaran untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Pantura,” kata Jokowi.
Disampaikan Presiden, pembangunan tol Batang-Semarang tersendat sejak rencana awal pada 2006 karena sejumlah masalah salah satunya pembebasan lahan. Ditargetkan masalah ini akan selesai dalam sebulan ke depan.
Jika pembebasan lahan semua rampung dilakukan, pembangunan jalan tol akan cepat menggunakan tiga shift pengerjaan.
(Antara)
Artikel ini ditulis oleh: