Jakarta, Aktual.com – Pemerintah saat ini sangat gemar menumpuk utang. Sementara kemampuan untuk membayarnya sangat rendah. Dengan begitu pemerintah pun menarik utang baru untuk membayar utang lama, bahkan membayar bunga utang.

“Kondisi seperti itu harus diwaspadai. Saat ini, manajemen utang sudah tidak sehat. Karena utang hanya dipakai untuk bayar utang,” cetus ekonom INDEF, Imaduddin Abdullah ketika dihubungi, di Jakarta, Rabu (11/1).

Menurut dia, indikator dari utang saat ini yang tak sehat terlihat dari adanya defisit keseimbangan primer yang sudah mencapai minus Rp129,4 triliun.

“Sehingga mau tidak mau pemerintah harus menambah utang untuk membayar utang. Untuk itu pemerintah jangan terlalu agresif menambah utang baru. Jangan sampai terjadi default (gagal bayar),” jelasnya.

Apalagi kemudian, utang-utang yang dilakukan dijaminkan dengan jika penggadaian aset. Sehingga jika tak mampu bayar aset itu akan diambil alih oleh kreditur utang, seperti di Sri Langka.

“Pemerintah kita perlu ada reformasi menyeluruh terhadap pengelolaan APBN. Harus dievaluasi efektivitas belanja pemerintah dengan dalih menggenjot infrastruktur,” jelasnya.

Justru belanja pemerintah yang tak efektif dan dampaknya minim terhadap ekonomi lebih baik dihentikan karena memberatkan anggaran. “Sehingga defisit keseimbangan primer melebar dan ini sudah pasti akan menambah utang baru,” papar Imad.

Belum lama ini, pemerintah Sri Lanka mengajukan penawaran debt for equity swaps atau menukar utang menjadi aset kepada pemerintah China. Hal ini dilakukan karena selama bertahun-tahun pemerintah Sri Langka menggenjot utang untuk membiayai infrastruktur, tapi imbal hasil dari infrastruktur itu belum ada.

Sehingga, negara tersebut tak memiliki kemampuan untuk membayar utang-utang. Pemerintah pun kemudian menawarkan China hak atas pengelolaan sejumlah infrastruktur terbesar yang ada di sana, termasuk Mattala International Airport dan porsi pengelolaan Hambatota deep sea port sebagai ganti atas pembayaran utang oleh pemerintah Sri Lanka itu.
Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: