Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Noto Negoro meminta pemerintah menangani tertekannya daya beli masyarakat akibat dampak kenaikan tarif listrik dan harga BBM diawal tahun ini.

Walaupun dia mengaku kenaikan penjualan BBM sulit dihindari, lantaran melonjaknya harga minyak dunia dan mengingatkan Indonesia sudah menjadi net importir, namun pemerintah hendaknya menanggulangi dari aspek lainnya yang terhubung mempengaruhi volume konsumsi.

“Pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat agar tidak tertekan. Kenaikan tarif yang terjadi secara bersamaan saya kira harus diperhatikan oleh pemerintah. Khusunya harga BBM, sulit menghindari kenaikan bila minyak dunia meningkat. Kondisi kita sudah net inportir,” ujarnya kepada Aktual.com, Senin (16/1)

Upaya penanggulangan yang dimaksud olehnya yaitu diantaranya dengan melakukan pembenahan infrastruktur transportasi publik sehingga masyarakat terdorong menggunakan moda transportasi umum dan mengurangi penggunaan kendaran pribadi.

Saat ini tambah Komaidi, sekitar 60 hingga 70 persen penyerap BBM dikonsumsi oleh kendaran transportasi. Jika penggunaan transportasi pribadi mampu ditekan dan beralih ke transportasi publik maka konsumsi BBM mampu ditekan.

“Sebagaian besar 60 hingga 70 persen pengguna BBM ini diserap sektor transportasi, sisanya diserap industri dan pembangkit. Kalau infrastruktur transportasi sudah baik, ini dapat mengurangi beban masyarakat,” tegasnya.

Menurutnya saat ini sarana transportasi publik belum terbangun secara baik. “Bisa kita lihat bertumbuh kendaran bermotor semakin melonjak, ini sebagai tanda bahwa pemerintah belum sukses mendorong transportaso publik,” tandasnya.[Dadangsah Dapunta]

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid