Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menilai penetapan mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , menjadi titik awal pengungkapan dugaan penyelewengan yang selama ini tidak terendus aparat penegak hukum.
Bahkan, karena tak terdeteksi menyalahgunakan kewenangan, direksi BUMN itu pun disebutnya seperti ‘tukang sulap’.
“Direksi-direksi BUMN sudah canggih-canggih. Seperti tukang sulap bisa melakukan sesuatu secara cepat dan nyaris tidak terlihat. Diawasi saja bisa lewat, apalagi enggak diawasi bisa lebih gawat,” ujar Darmadi di Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (20/1).
Hal itu, kata dia, menjadi salah satu alasan DPR menolak PP 72 tahun 2016. “Karena kita tidak ingin BUMN yang notabenenya menggunakan uang rakyat tak terawasi. Ya contohnya seperti kasus ini (Emirsyah Satar),” tegas politikus PDIP ini.
Menurutnya, kasus korupsi yang menjerat mantan dirut Garuda tersebut seperti puncak gunung es dan hanya potongan kecil saja dari banyaknya BUMN yang ada.
“Permainan di Garuda masih relatif kecil dibanding permainan-permainan di BUMN besar,” ungkapnya.
Darmadi melanjutkan, selama ini direksi-direksi maskapai pelat merah terlihat seperti orang-orang yang jauh dari kesan korupsi jika mengikuti rapat-rapat di Komisi VI DPR RI.
“Kalau ke DPR pura-pura tampilannya sederhana. Tapi gaya hidupnya ternyata super tinggi,” sindirnya.
Diketahui, KPK baru-baru ini menetapkan mantan dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus dugaan suap pembelian pesawat Airbus A330.
Laporan: Nailin
Artikel ini ditulis oleh: