Mengejar Pajak Google. (ilustrasi/aktual.com)
Mengejar Pajak Google. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Google Indonesia masih enggan untuk terbuka soal kewajibannya membayar pajak kepada pemerintah Indonesia. Manajemen Google masih terkesan menutup-nutupi baik dari pendapatan bisnisnya maupun kewajibannya untuk membayar pajak.

Padahal, pihak Google sendiri mengakui tren pengguna internet yang menggunakan mesin pencari dan pengguna produk Google seperti YouTube dan Gmail kian tinggi. Namun tetap tak mau menjelaskan berapa jumlah kewajibannya untuk bayar pajak itu.

“Kenaikan pengguna Youtube yang meng-upload secara year on year meningkat 130 persen. Itu kuartal II 2015 sampai kuartal II 2016. Dan ada kenaikan 170% dari sisi jumlah jam yang diuplooad ke Youtube,” jelas Juru Bicara Google Indonesia, Jason Tedjasukmana, di kantornya, Sentra Senayan II, Jakarta, Selasa (24/1).

Namun ketika ditanya berapa kewajiban pajaknya, Google masih enggan untuk terbuka. “Semua orang itu kan punya pendapatan yang harus dilakukan, kalau saya punya pendapatan saya lapor. Jadi tergantung dengan masing-masing kan. Sebagai subjek pajak saya harus melapor (ke Direktorat Jenderak Pajak),” tutur Jason.

Bahkan ketika ditanya nominal pendapatan perseroan, pihak Google juga masih bungkam. “Aku bukan ahli finance ya, gak tau soal pedapatannya,” katanya ketika ditanya soal tren pendapatan perseroan apakah meningkat atau menurun.

Jasob lebih banyak membahas soal 10 video iklan yang paling berhasil di media Youtube.

Sebelumnya, pada Kamis (19/1) lalu, pihak Google akhirnya menemui undnagan dari DJP. Namun dalam pertemuan tersebut tidak dihadiri pimpinan Google Asia Pacific Pte. Ltd.

Saat itu, salah satu perwakilan Google juga enggan untuk menerangkan hasil pertemuannya. “Banyak hal yang diomongin. Bagus kok, pembicaraan berjalan dengan baik,” terang salah satu perwakilan Google itu saat ditemui di Gedung DJP itu.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka