Surabaya, Aktual.com- Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir menilai Kota Surabaya bisa maju seperti sekarang ini berkat kerja sama yang baik antara massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan umat Islam.
“PDIP berperan besar memajukan Kota Surabaya, yang wali kotanya sekarang berkelas internasional. Semua itu berjalan baik karena dukungan dari umat Islam,” ujar ustad yang naik daun setelah di membawa GNPF-MUI menjadi penanggung jawab aksi damai di Jakarta pada 4 November 2016 (28/1).
Masa NU dan Muhammadiyah, lanjut Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini, usai mengisi tabligh akbar di Kampus Muhammadiyah Surabaya, Sabtu, menjamin tidak ada perpecahan karena punya hubungan historis yang sangat erat.
“Jangan sampai terprovokasi. Sebab nanti yang rugi adalah PDIP, umat Islam dan warga Kota Surabaya sendiri. Mari kita jaga perdamaian dan persatuan di Surabaya,” ungkap Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.
Karenanya Bachtiar mengimbau massa PDIP dan umat Islam di Kota Surabaya jangan mau dipecah belah, menyusul situasi sosial-politik yang memanas terkait isu penolakan kehadiran Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dalam tabligh akbar di Masjid Al Falah Surabaya.
Pada tabligh akbar yang juga berlangsung Sabtu pagi di Masjid Al Falah itu akhirnya Habib Rizieq tidak jadi hadir. Ketua FPI Jatim Chaidar Al Hamid mengatakan Habib Rizieq memilih menghadiri acara di luar Jawa.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi M Iqbal memastikan penghadangan Habib Rizieq oleh simpatisan PDIP yang sebelumnya beredar hanya isu belaka.
“Berdasarkan keterangan dari panitia acara, baik panitia di kampus Universitas Muhammadiyah maupun di Madjid Al Falah, diperoleh kepastian Rizieq Shihab tidak diundang untuk berceramah,” katanya.
Namun demikan, sebanyak 1.700 personel dari Polrestabes, Satpol PP, dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya diterjunkan untuk mengamankan acara tabligh akbar di dua tempat itu, sekaligus pengamanan perayaan Imlek.
“Ketika ada acara keagamaan seperti ini dilaksanakan oleh masyarakat, negara harus hadir. Karena itu kami dari Kepolisian wajib melakukan pengamanan,” ucap mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya itu. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara