Jakarta, Aktual.com – Ketua DPR Setya Novanto mendukung langkah pemerintah yang berencana tidak bergabung dengan Trans Pasifik Partnership (TPP), terlebih setelah Amerika Serikat memastikan hengkang dari kerjasama yang melibatkan sejumlah negara maju itu.
“Bagi Indonesia yang harus diutamakan adalah kepentingan nasional, bagaimana melindungi perekonomian dalam negeri,” kata Setya dalam keterangan yang diterima Senin (30/1).
Dengan ketentuan semua anggota TPP harus menerapkan kebijakan non-tarif, memang disatu sisi memberikan peluang untuk meningkatkan perdagangan ke negara lain. Tetapi, jangan lupa potensi meningkatnya serbuan negara anggota TPP ke dalam negeri jauh lebih besar ketimbang kenaikan ekspor yang kita lakukan,” tambahnya.
Apalagi, negara-negara anggota TPP mempunyai kekuatan industri yang lebih baik dibanding kita. Dikatakan, Vietnam misalnya, penetrasinya terhadap pasar Amerika sangat kuat, terutama untuk produk tekstil dan alas kaki.
Menurut Novanto, kekuatan pasar dalam negeri dan potensi di kawasan ASEAN yang sampai sekarang belum digarap dengan serius sebaiknya dioptimalkan.
“Pasar ASEAN belum dioptimalkan, baru tergarap sekitar 25 %. Berbagai kelemahan perlu terus diperbaiki, seperti iklim investasi, kepastian hukum serta stabilitas politik dan keamanan. Demontrasi yang belakangan sering terjadi juga dapat mengganggu iklim investasi, sehingga mempengaruhi masuknya modal asing ke dalam negeri,” ujar dia.
DPR dipastikan mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk memperkuat ekonomi dalam negeri. Ekonomi Kerakyatan yang menjadi penyangga dan penyelamat perekonomian harus dioptimalkan.
“Tindakan afirmasi harus ditunjukkan baik berupa kebijakan, kelembagaan, permodalan dan pemasaran. Demikian pula, Industri manufaktur harus kita genjot kembali supaya dapat tumbuh dengan baik, karena serapannya terhadap lapangan kerja juga sangat besar,” jelas Setya.
Artikel ini ditulis oleh: