Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat saat mengikuti Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (27/1/2017). Debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur kedua tersebut mengangkat tema reformasi birokrasi dan pengelolaan, pengawasan perkotaan.

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jika dilihat perkembangan gini ratio atau rasio ketimpangan per provinsi, DKI Jakarta termasuk masih tinggi. Karena di atas dari gini ratio Indonesia sebesar 0,394 per September 2016.

DKI sendiri mencatatkan gini ratio sebesar 0,397, bahkan masih kalah dibanding provinsi Banten yang ketimpangannya sebesar 0,392.

“Kendati ada perbaikan gini ratio, di DKI masih relatif tinggi. Hal ini harus menjadi fokus gubernur nantinya,” ungkap Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/2).

Justru provinsi yang paling baik dalam mengatasi ketimpangan adalah provinsi yang masih muda, Bangka Belitung. Babel selalu konsisten menunjukkan angka gini ratio yang paling rendah di Indonesia sebesar 0,288.

“Artinya, pemerataan pembangunan yang terjadi sangat baik. Ini konsisten dengan angka kemiskinan Babel yang relatif rendah hanya 5,04% di antara yang terendah di Indonesia,” jelas dia.

Sementara, kata dia, provinsi DI Yogyakarta menjadi provinsi dengan ketimpangan tertinggi di Indonesia. Yaitu mencapai 0,425.

“Memang perlu dilakukan penelitian lebih jauh. Tapi indikasi statistik menunjukkan bahwa di perkotaan Yogyakarta total pengeluaran penduduk 20% terbawah hanya 5,66% dari total seluruh pengualan penduduk,” papar dia.

Setelah DIY, kata dia, disusul Gorontalo (0,410), Jawa Timur (0,402), Jawa Barat (0,402), Papua Barat (0,401), Sulawesi Selatan (0,400), Papua (0,399), dan DKI (0,397).

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan