Jakarta, Aktual.com – Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menilai sikap Ahok dan tim pengacaranya tidak pantas dan tidak proporsional kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin saat sidang ke-8 kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Jakarta, Selasa (31/1) kemarin.

“Ahok dan pengacaranya harusnya paham posisi Kyai Ma’ruf sebagai ulama sepuh yang dihormati berbagai kalangan. Beliau Ketua Umum MUI, penghulunya para ulama, sekaligus menduduki jabatan tertinggi di dalam struktur PB NU sebagai Rais Aam,” ujar Jazuli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/2).

Menurutnya, sikap Ahok dan pengacaranya tidak etis dan tidak arif bahkan sangat tendensius menyerang integritas pribadi KH Ma’ruf sehingga wajar jika kalangan Nahdliyin protes keras, baik disampaikan langsung oleh PB NU maupun elemen-elemen organisasinya.

“Ini yang saya bilang Ahok tidak etis dan juga tidak proporsional. Perihal kesaksian Kyai Ma’ruf seharusnya adalah tentang sikap keagamaan MUI tentang penistaan agama yang dilakukan Ahok dalam kasus ‘Al-Maidah 51’ tapi kenapa malah menyerang integritas pribadi Kyai yang kita muliakan bersama,” kata Jazuli.

Jazuli memandang, MUI memiliki kredibilitas sebagai lembaga pemberi fatwa. Prosesnya, kata dia, dilakukan secara prosedural dan fatwa MUI tidak untuk diperdebatkan sebaliknya harus dihormati.

“Ketika Ahok dan pengacaranya menyoal kredibilitas fatwa MUI lalu secara tendensius dan membabi buta menyerang integritas pribadi ulama sekelas Kyai Ma’ruf sontak mendapatkan respon keras dari elemen umat Islam,” cetusnya.

Untuk itu, Anggota Komisi I ini meminta semua pihak, tidak hanya Ahok, untuk menempatkan ulama dan fatwa-fatwanya pada posisi terhormat, jangan melecehkan ulama.

“Ulama itu panutan umat, jangan dilecehkan dan direndahkan,”

“Cukup sudah, hentikan melecehkan ulama!,” pungkas Jazuli.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan