Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto berbicara saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/4/2016). Rapat ini membahas terkait infrastruktur tangki timbun dan cadangan BBM serta roadmap kilang di Indonesia. FOTO: AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) kembali didera goncangan hebat, dua pucuk pimpinan yakni Dwi Sutjipto selaku Direktur Utama dan Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur Utama dikabarkan akan dicopot pada hari ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro secara normatif mengatakan keputusan pencopotan dua petinggi perusahaan plat merah itu sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham (Menteri BUMN).

“Kami manajemen tetap bekerja normal berfokus capai target kinerja 2017. Terkait dengan keputusan-keputusa lainnya, sepenuhnya adalah kewenangan pemegang saham,” katanya Kepada Aktual.com, Jumat (3/2).

Sementara Ahmand Bambang menulis pada akun twitter-nya yang diposting pada hari ini pukul 6:51″ Alhamdulillah… telah aku tunaikan amanah ini meski dengan tertatih-tatih. Semoga bermanfaat bagi orang banyak dalam jangka panjang. Aamiin,” tulisnya.

Untuk diketahui pada beberapa bulan lalu, tepatnya pada Oktober 2016, Kementerian BUMN merombak struktur Pertamina dengan menambahkan direksi dari tujuh menjadi sembilan orang.

Jabatan Wakil Direktur Utama yang semulanya tidak ada, kemudian dimunculkan dan diduduki Ahmad Bambang, yang sebelumnya Direktur Pemasaran.

Permasalahan yang paling masif dikabarkan yakni terjadi dualisme kepemimpinan atau dikenal ‘matahari kembar Pertamina’. Atara Dirut dan Wadirut jalan dengan kubunya sendiri-sendiri hingga tak terjalin komunikasi yang baik.

Diantara kasus teranyar masalah kenaikan BBM pada bulan Januari silam, isu yang bergulir bahwa kebijakan itu hanya diputuskan oleh Wadirut tanpa koordinasi dengan Dwi sebagai Dirut. Itu juga yang menjadi bumerang bagi Wadirut karena membuat Presiden Jokowi Berang atas kenaikan BBM. Terlebih perubahan harga tersebut mendapat protes publik secara besar besaran dan menjadi kisruh nasional.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka