Warga berdiri di halaman rumahnya yang terendam banjir di Desa Nga, Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Rabu (4/1). Ratusan rumah warga di tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Utara terendam banjir sejak Rabu (4/1) dini hari akibat meluapnya sungai setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Rahmad/kye/17. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com – Banjir luapan kali lamong di kabupaten Gresik telah merembet ke Surabaya bagian barat. Begitu pula banjir di Pasuran dan Sampang, yang hingga kini belum mengalami surut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Sudharmawan, menjelaskan, jika hampir semua 38 kabupaten/kota di Jatim berpotensi bencana. Hal ini dikarenakan curah hujan dengan intensitas tinggi yang diperkirakan Maret 2017.

“Intensitas hujan begitu tinggi. Sementara tanggul tidak mencukupi. Itu yang menyebabkan Jawa Timur rawan bencana.” kata Sudharmawan, di Surabaya, Jumat (3/2).

Selain banjir, lanjut Sudharmawan, bencana seperti longsor, angin puting beliung, dan gempa juga cukup riskan. Sebab  potensi ancaman bencana di Jatim berhubungan dengan hidrometeorologi.

Dirincikannya,  daerah rawan banjir di Jatim,  biasanya dampak dari luapan sungai di sekitarnya. Di antaranya luapan air di Bengawan Solo yang  mengakibatkan banjir di wilayah pantura seperti Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Ngawi,  Tuban dan Surabaya bagian barat.
Sementara di wilayah timur,  banjir akibat luapan sungai di wilayah provinsi berdampak di Trenggalek, Ponorogo, Madiun, dan Pacitan.

Untuk jalur selatan, juga dilintasi Sungai Brantas. Luapan sungai brantas, juga bisa mengakibatkan banjir di wilayah  Malang Raya, Jombang, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya wilayah selatan, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

“Nah, kalau yang Madura, itu dampak luapan Sungai Kemuning yang mengakibatkan banjir di wilayah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep,” lanjutnya.

Sementara untuk daerah  rawan longsor biasa terjadi di 22 kabupaten/kota. Di antaranya Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Ngawi, Tuban, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Pacitan, Malang, Jombang, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, Jember, Sampang dan Pamekasan.

Untuk mengantisipasi bencana alam itu, Sudharmawan mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD, Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, dan pihak-pihak terkait. Pihaknya juga  telah menyiapkan strategi tanggap bencana. Di antaranya menyiapkan peralatan dan logistik di setiap daerah serta menyiapkan jalur evakuasi dan lokasi evakuasi.

“Makanya kita selalu rutin melakukan pengecekan lokasi agar kita benar-benar tanggap ketika terjadi bencana, terutama di hulu-hulu sungai.” tutupnya.

(Laporan: Ahmad H Budiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka