Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri menyebut di tahun ini kondisi APBN masih akan terbebani oleh utang. Pasalnya, APBN 2017 masih akan mengalami defisit yang lebar. Bahkan pemerintah sendiri mematok defisit sebesar 2,41 persen.
“Jadi fiskal kita masih akan defisit tinggi. Sehingga pemerintah sendiri kemungkinan di tahun ini akan issue (menerbitkan) bond (surat utang) mencapai Rp500 triliun (gross),” papar Chatib di acara Investor Gathering 2017 Indonesia Eximbank, di Jakarta, Selasa (7/2).
Namun demikian, kata ekonom senior ini, hal ini akan berdampak negatif terhadap pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan. Padahal selama ini, kondisi rasio kredit terhadap simpanan (LDR/loan to deposit ratio) sudah cukup mengkhawatirkan.
“Selama ini LDR perbankan sudah relatif tinggi. Sehingga DPK harus tumbuh cepat dibanding pertumbuhan kredit. Kalau tidak, LDR akan naik terus,” ucapnya.
“Sementara pemerintah sendiri akan menerbitkan bond sebesar Rp500 triliun. Itu akan diserap perbankan untuk genjot likuiditas. Tapi masalahnya, DPK-nya pasti akan terganggu,” ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan spending kebijakan yang berkualitas. Yaitu, spending uangnya itu untuk sektor yang multiplier effek-nya tinggi.
Menurutnya, spending yang berkualitas itu bisa dengan menggenjot lapangan kerja yang bisa meningkatkan daya beli. Dan dengan tingginya daya beli itu pasti akan berdampak ke sektor lain seperti industri makanan dan sektor industri lainnya.
“Jadi sekalipun defisit APBN itu sekitar 2,2 persen sampai 2,4 persen, jika ada kebijakan yang berkualitas itu akan membantu kondisi fiskal,” tutur Chatib.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan