Pengamat Politik LPI Boni Hargens (Foto : Dedy Kusnaedi)

Jakarta, Aktual.Com – Pengamat Politik dari Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menuding jika aksi yang akan digelar pada Sabtu 11 Februari 2017 atau aksi 112 kental dengan nuansa politis.

Lantaran menurut Boni, penggerak aksi 112 yang dilakukan pada masa tenang jelang pencoblosan Pilgub DKI Jakarta, Rabu 15 Februari di curigai memiliki kepentingan untuk memenangkan kandidat tertentu dan mengintimidasi kandidat lain.

“Siapapun yang menggerakkan massa jelang 15 Februari, pasti mempunyai kepentingan memenangkan calon tertentu dan mengintimidasi calon lain. Tinggal kita mengasosiasikan calon mana yang dimaksudkan kelompok-kelompok tersebut. Bahwa gerakan ini politis, otomatis. Ini tidak bisa dibantah,” cetus Boni usai Diskusi Publik bertajuk “Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi”, yang diselenggarakan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Boni menilai penggerakan massa secara besar-besaran, meskipun atas nama ibadah, dapat disebut sebagai gerakan politis. Karena itu, Boni menghimbau agar tidak perlu ada aksi jelang hari pemungutan suara.

“Tetapi semuanya ini ada latarnya. Ada yang di depan latar dan ada yang di belakang latar yang menggerakan yang ada di depan latar. Nah, siapa yang berada di latar belakangnya?,” kata Boni.

Boni pun menyoroti alasan kelompok-kelompok menggelar aksi politis. Pasalnya, kata dia banyak fakta sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, penindasan, korupsi dan kejahatan lain yang sering terjadi, namun kelompok ini tidak berbicara.

“Kan aneh, ketika Pilkada DKI Jakarta, kelompok-kelompok ini baru berbicara. Pasti ada yang menggerakan,” sebut Boni.

Lebih lanjut, Boni mengatakan munculnya kelompok Rizieq Shihab Cs menunjukkan kebangkitan kelompok yang memanfaatkan jubah agama di Indonesia. Menurut dia, hal ini menjadi bahan refleksi dan kritikan terhadap proses menjadi Indonesia.

“Ini menyatakan dengan jelas, menjadi Indonesia adalah proses sadar. Keindonesiaan harus sadar. Sepanjang kita tidak sadar, maka bangsa mati. Kebangkitan kelompok berjubah, membuat kita sadar ada kelompok yang bergerak melawan proses menjadi Indonesia tersebut,” tandas Boni.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs