Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku tak mempersoalkan soal rencana aksi dzikir dan doa bersama di Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu 11 Februari 2017 besok.
“Kegiatan (long march) yang ada perubahan (keagamaan) ini sepanjang tak langgar hukum dapat dilakukan,” kata Tito saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (10/2).
Namun, Kapolri melarang rumah ibadah seperti mesjid dijadikan sarana atau tempat untuk melakukan kegiatan politik. Bahkan jenderal bintang empat jebolan Akpol 87′ itu curiga dibalik aksi tersebut syarat kepentingan terselubung.
“Kita mengimbau, meminta panitia termasuk dari pengurus dan Imam Besar Istiqlal warning kepada panitia gunakan Istiqlal bukan untuk kegiatan politik, meski dibungkus agenda keagamaan,” tegas Tito.
Lebih lanjut mantan Kapolda Metro Jaya ini mengingatkan agar aksi 112 tidak mengandung muatan politik terutama menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, 15 Februari mendatang.
“Masalah keagamaan jangan sampai dikaitkan-kaitkan dengan masalah politik,” ujar Kapolri menambahkan.
Seperti diketahui, Polri dan TNI menggelar pertemuan membahas pengamanan aksi 112 oleh gabungan ormas Islam menuntut keadilan atas perkara penodaan agama serta mengusung tema tolak kriminalisasi terhadap ulama.
Rapat yang dihadiri Kapolri, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Pangdam Jaya, Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, beserta jajaran Polda Metro Jaya berlangsung di Main Hall, Mapolda Metro Jaya.
Sekadar diketahui, semula aksi yang melibatkan Forum Umat Islam (FUI) akan digelar dalam bentuk long march dari Masjid Istiqlal ke Bundaran HI pada 11 Februari 2017.
Akan tetapi, saat ini Polda Metro Jaya sudah sepakat dengan FUI bahwa aksi pada 11 Februari 2017 tersebut diganti kegiatan keagamaan, yakni zikir dan tausiah nasional yang akan berlangsung di Masjid Istiqlal.
Laporan: Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby