Mantan Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Sylviana Murni (kedua kanan) dikawal usai menjalani pemeriksaan di gedung Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (20/1). Sylviana Murni diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan dana bantuan sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Kwarda Pramuka DKI Jakarta tahun anggaran 2014 dan 2015. ANTARA FOTO/Reno Esnir/ama/17.

Jakarta, Aktual.com – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan, bertanya kepada cawagub nomor urut satu, Sylviana Murni, mengenai rencana kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke depan. Utamanya agar Satpol PP menjadi institusi yang humanis dan tidak menjadi momok menakutkan.

Sebab bagi pedagang kaki lima, Satpol PP selama ini sudah kadung menjadi momok menakutkan. Dimana mereka kerap melakukan kekerasan kepada masyarakat dalam melaksanakan kebijakan tertentu.

“Satpol PP salah satu institusi yang ditakuti warga dan pedagang, kehadirannya dinilai sebagai ancaman, bila kami jadi gubernur apa nasihat ibu kepada kami jika kami memimpin DKI Jakarta?,” tanya Anies ke Sylvi dalam debat putaran terakhir di Jakarta, Jumat (10/2) malam.

Mendapat pertanyaan itu, Sylvi mengatakan bahwa Satpol PP sebenarnya bisa diarahkan sebagai institusi yang humanis, tidak seperti yang ditampakkan belakangan ini sebagaimana ditanyakan Anies.

“Saya pernah menjadi Plt Kepala Satpol PP saat Pak Jokowi menjabat, jadi memang Satpol ini bisa dikelola secara humanis sebagai bukti bahwa ketika PKL ini mestinya digusur, tapi saya mengatakan untuk jangan digusur melainkan ditata,” kata Sylvi.

“Seperti contoh bisa dilihat di jalan Sabang di Kampung 5 itu PKL terbaik dengan kemananan makanan (security food) se-Asia pada Tahun 2010. Kata kuncinya bagaimana kita memimpin dengan hati dan saya yakin jika tahu programnya tetap harus ada ketegasan,” sambungnya.

(Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh: