Jakarta, Aktual.com – Sosok Dwi Soetjipto yang baru didepak dari posisi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dianggap sesuatu yang pantas, karena kinerja Dwi di Pertamina tak ada prestasi sama sekali.
Namun kemudian muncul rumor, diberhentikannya Dwi itu justru digadang-gadang akan diangkat sebagai seorang menteri. Informasi yang diterima, Presiden Joko Widodo meminta Dwi untuk siap-siap jika suatu saat diminta sebagai Menteri BUMN. Kabar itu tentu saja dikecam publik.
“Justru yang saya lihat itu, kinerja dia biasa saja (saat di Pertamina). Tak ada gebrakan yang wah. Roadmap-nya itu lebih banyak berasal dari perencanaan direksi sebelum dia. Masa sih tangani Pertamina saja tak berhasil mau diangkat jadi Menteri,” ujar peneliti dari INDEF, Ahmad Heri Firdaus kepada Aktual.com, di Jakarta, Senin (13/2).
Menurut dia, Pertamina itu banyak kompetitor, bagaimana bisa bersaing jika dirutnya seperti Dwi. Karena bagaimana pun juga, bagi BUMN apalagi itu BUMN strategis harus bisa dipimpin oleh seorang pemimpin yang kredibel.
“Tak hanya itu, dia juga harus mampu melihat dan mampu membuat perencanaan bisnis yang matang, bukan hanya bisa mengklaim menguntungkan perusahaan, tapi juga menguntungkan masyarakt Indonesia. Itu yang tak bisa dilakukan oleh Dwi,” kecamnya.
Persaingan yang dia maksud, kata dia, selama ini Pertamina kalah bersaing dengan perusahaan sejenis di ASEAN, maka harus ditata lagi.
“Dan untuk bisa bersaing, di antaranya, mininal bagaimana Pertamina menambah tanki timbun, sehingga ketika harga minyak lagi turun diborong, atau makin banyak bangun storage. Selama ini jumlahnya kurang, jadi perlu ditambah terus. Ini yang harus dipikirkan oleh dirut,” jelas Heri.
Bagi dia, Pertamina memang harus punya teknologi mutakhir agar bisa bersiang dengan kompetitor. “Bisa dengan cara menambah teknologi baru itu, ini sebagai investasi jangka panjang tetapi ingat kebijakan itu juga tidak merugiakan dalam jangka pendek,” pungkasnya.
(Reporter: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka