Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” pada level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur pekan ini.
“Langkah itu diambil karena derasnya tekanan inflasi dan gejolak dari ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi pasar keuangan domestik,” kata Ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi di Jakarta, ditulis Selasa (14/2).
Ia menuturkan BI juga tidak dalam kebutuhan mendesak untuk melonggarkan suku bunga acuan pada pekan ini karena Bank Sentral lebih memilih untuk menunggu proses pemulihan pertumbuhan investasi swasta, sebagai hasil dari penurunan suku bunga di pasar finansial.
“Tidak ada alasan bagi BI untuk menyetir sikapnya dari kebijakan saat ini,” ujar Gundy.
Gundy menilai tekanan inflasi yang menguat drastis pada Januari 2017 sebesar 0,97 persen (month to month/mtm) telah memaksa BI untuk tidak mengubah kebijakan moneternya.
Gundy bahkan memerkirakan inflasi tahunan akan meyentuh empat persen di pertengahan tahun 2017, dibanding Januari 2017 yang masih 3,49 persen (year on year/yoy).
“BI kemungkinan akan mencermati risiko inflasi ke depannya. Lebih lanjut, ketidakpastian masih dominan di gobal, dan BI akan sangat mencermati lintasan kenaikan dari suku bunga acuan The Fed,” ujar dia.
BI juga, ujar dia, akan mencermati kenaikan konsumsi ekonomi termasuk swasta dari permintaan kredit perbankan. Bank Sentral dijadwalkan akan melakukan Rapat Dewan Gubernur pada 16 Februari 2017. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka