Drone Emprit
Drone Emprit

Jakarta, Aktual.com – Analis informatika, Ismail Fahmi, lewat teknologi Drone Emprit coba memonitor percakapan netizen pendukung masing-masing Paslon Pilkada DKI di linimasa soal kekhawatiran adanya kecurangan yang biasa selalu terjadi.

“Untuk mengetahui siapa yang paling khawatir, si Emprit memfilter semua percakapan tentang ‘Pilkada’ yang mengandung ungkapan ‘curang’ atau ‘kecurangan’. Siapa yang paling banyak mengungkapkan kata-kata ini, bisa diduga mereka yang paling khawatir,” ujarnya, Rabu (15/2).

Fahmi menganalogikan asumsinya dengan orang dan bau kentut, mereka yang menderita karena bau ini lah yang akan berteriak nyaring. “Apakah asumsi ini tepat? Jika ada metode lain, silahkan sampaikan untuk memperbaiki pengamatan si Emprit,” kata dia.

Dalam seminggu terakhir, terkumpul 212,691 percakapan di jejaring Twitter dan media online yang mengandung kata kunci ‘Pilkada’. Setelah difilter dengan kata kunci tambahan ‘curang’ atau ‘kecurangan’, didapat sebanyak 6,522 percakapan.

Selanjutnya, seluruh twit dianalisis menggunakan pola retweet dan ditampilkan ke grafik SNA (Social Network Analysis). Dari grafik ini, ungkapnya, terlihat ada dua kelompok yang terpisah secara jelas.

Kelompok pertama terdiri dari akun-akun influencer kubu Ahok-Djarot seperti @temanAhok, @partaisocmed dan @gerilyapolitik. Jumlah percakapan dan mereka yang terlibat dalam kelompok ini terbilang kecil.

Kelompok kedua ukurannya tiga kali lebih besar dari kelompok pertama. Terdiri dari banyak akun influencer seperti @Abaaah, @maspiyuuu, @SiBonekaKayu, @fadlizon, @CondetWarrior, @Muslim_Bersatu1 dan lain-lain. Mereka merupakan gabungan kubu Agus-Silvy dan Anies-Sandi, ditambah pasukan dari MCA (Moslem Cyber Army).

“Dari top Most Retweeted Status, paling banyak diisi status dari kelompok kedua (Agus-Silvy dan Anies-Sandi). Mereka yang paling banyak mengungkapkan kekhawatiran atau concern terhadap kemungkinan timbulnya kecurangan,” kata Fahmi.

Dari jumlah percakapan ketiga Paslon yang pernah ia monitor sebelumnya, dimana kubu Ahok-Djarot paling menguasai percakapan di medsos, maka kecilnya percakapan terkait kecurangan Pilkada dianggap bukanlah isu besar bagi mereka. Kontradiksi jumlah percakapan ini sangat mengejutkan Fahmi.

Sementara, buat kubu Agus-Silvy dan Anies-Sandi serta MCA, isu kecurangan Pilkada menjadi sangat penting. Mereka harus berjuang menyiapkan pasukan untuk mengawal suara.

“Sekarang saatnya menjaga kejujuran dan mengawasi setiap kemungkinan kecurangan. Hati-hati!” ucapnya.

(Reporter: Nelson Nafis)

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Eka