Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati mengaku, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih melambat, salah satunya karena pengelolaan pertumbuhan ekonomi di provinsi DKI Jakarta yang juga landai.
Sepertinya di bawah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pertumbuhan ekonomi DKI tak bagus-bagus amat. Apalagi sektor-sektor yang semula bertumbh double digit terus menyusut.
“Yang ada sektor-sektor yang mengandalkan modal besar yang bertumbuh seperti sektor properti. Dan juga disupport oleh sektor perdagangan,” ujar Enny, di Jakarta, Kamis (16/2).
Dia sendiri menyayangkan, sektor yang semula pertumbuhannya dua digit justru mengalami penyusutan yang cukup signifikan. Sehingga kondisi itu berkontribusi langsung terhadap perekonomian Jakarta yang merosot.
“Makanya, aneh kalau Ahok ingin efektivitas birokrasi hanya untuk menyokong sektor-sektor itu. Ini yang patut dipertanyakan ada apa?” ungkapnya.
Makanya, kata dia, di tengah keterpurukan ekonomi yang dialami oleh semua negara, termasuk Indonesia yang perekonomiannya menurun, justru penurunan yang terbesar ada di DKI.
“Jadi sektor prioritas yang dikembangkan Ahok itu salah satunya sektor properti. Padahal selama ini sektor tersebut menjadi penyebab penurunan ekonomi,” tandas Enny.
Sebelumnya Bank Indonesia mencatat, pertumbuhan ekonomi DKI sepanjang tahun lalu relatif stagnan dan tidak banyak berubah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI di tahun 2016 tercatat tumbuh 5,85 persen, relatif tidak berbeda dari 5,89 persen pada 2015.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Doni P. Joewono menyebut, pertumbuhan ekonomi DKI masih didorong terjaganya daya beli masyarakat. Sementara realisasi belanja pemerintah daerah di tahun lalu masih melemah.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan