Bojonegoro, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur mulai menyiagakan 50 personel tim SAR gabungan yang dilengkapi dengan sejumlah perahu karet dalam mengantisipasi luapan Bengawan Solo di daerahnya.
“Tim SAR gabungan sudah mulai kita siagakan. Kalau memang sewaktu-waktu dibutuhkan akan langsung diterjunkan untuk melakukan evakuasi warga korban banjir luapan Bengawan Solo,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Kamis (16/2).
Selain itu, lanjut dia, BPBD juga sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan mulai tenda pengungsian, sembako berupa beras untuk membantu dapur umum dan komunitas, juga berbagai kebutuhan lainnya.
Ia memperkirakan puncak dampak banjir kiriman dari hulu, Jawa Tengah yang masuk siaga merah -III, juga Ngawi, yang terjadi sehari lalu, masuk daerahnya mencapai puncaknya Jumat (17/2).
Hanya saja, lanjut dia, banjir di daerahnya terutama di wilayah timur akan lebih besar, dibandingkan wilayah barat karena memperoleh pasokan Kali Kening Tuban, yang airnya masuk Bengawan Solo.
“Ada lima kecamatan yang masuk daerah tangkapan air Kali Kening di Tuban, yang hujan deras sehari lalu,” jelas dia.
Di wilayahnya yang rawan luapan banjir Bengawan Solo, lanjut dia, Kecamatan Kota, Kapas, Balen, Kanor dan Baureno. Di sejumlah kecamatan di wilayah timur sekarang ini air luapan Bengawan Solo sudah mulai masuk persawahan.
“Sepanjang tidak terjadi hujan kemungkinan air banjir luapan Bengawan Solo tidak meluber ke pemukiman warga,” ucapnya, menegaskan.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro masih naik mencapai 13,83 meter (siaga hijau), pukul 12.00 WIB.
Di daerah hilirnya Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 7,35 meter (siaga hijau), 5,09 meter (siaga kuning), 3,83 meter (siaga hijau) dan 1,77 meter (siaga hijau).
Tiga jam kemudian ketinggian air di Bojonegoro 13,85 meter, sedangkan di hilirnya Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 7,43 meter, 5,17 meter, 3,92 meter dan 1,83 meter.
“Posisi ketinggian air laut saat ini tidak terlalu pasang, sehingga aliran debit banjir Bengawan Solo bisa mengalir lancar,” ucap Andik.
Pihaknya, lanjut dia, juga melakukan koordinasi dengan berbagai instansi lainnya, antara lain, Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, juga dinas pengairan, untuk mengantisipasi kemungkinan ada tanggul Bengawan Solo yang jebol.
“Kami mewaspadai tanggul kanan Bengawan Solo di Kanor, yang rawan jebol, karena kondisinya longsor,” tuturnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: