akarta, Aktual.Com -Kekayaan alam yang dikandung bumi papua begitu memberi arti bagi PT Freeport Indonesia (FI) , meskipun saat ini tengah mengalami perselisihan dengan pemerintah, Presiden dan CEO Freeport-McMoRan, Richard C. Adkerson menegaskan tidak mau minggat dari tambang di Papua.
Richard menjelaskan, memang saat ini Perusahaan Freeport sedang berencana mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase untuk menyelesaikan sengketa status kontrak yang bertentangan dengan UU yang berlaku di Indonesia.
Namun, apapun hasilnya nanti, perusahaannya akan melanjutkan operasi di Papua, apalagi ujarnya surat pemerintah No 7722/13/MEM/2015 memberikan janji untuk memperpanjang kontrak operasi setelah masa kontrak akan berakhir 2021. Dia ingin Indonesia memberikan perpanjangan hingga tahun 2041.
“Kami berkomitmen untuk tetap di Indonesia. Ini sumber daya yang penting bagi Freeport juga objek penting bagi pemerintah dan sangat penting bagi Papua,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/2)
Bila nantinya hasil akhir persengketaan tetap tidak memperbolehkan ekspor konsentrat, maka perusahaannya akan tetap jalan dengan kemampuan produksi 40 persen konsentrat yang mampu diserap smelter di Gersik Jawa Timur.
Seiring dengan itu, kebijakan Perusahaan akan melakukan efisiensi finansial dengan mengurangi belanja barang dan modal.
“Jika tidak ada jalan keluar, kita terpaksa kurangi biaya kita sehingga sesuai apa yang kita kirim ke Gresik. Gresik hanya bisa serap 40 persen produk konsentrat kita. Ini sebenarnya adalah sesuatu yang tidak kita inginkan tapi kita terpaksa lakukan nya untuk mengurangi biaya. Ini vital untuk menjaga operasi kita dan finansial,” tandasnya.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs