Ketua Pansus Pelindo Rieke Diah Pitaloka, Anggota Pansus Pelindo Wahyu Sanjaya dan Pengamat Hukum Universitas Al-Azhar Rahmat Bagja menjadi narasumber diskusi Dialektika Demokrasi yang mengambil tema "Dimana Muara Pelindo Gate" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (13/11/2015). Pansus Pelindo harus fokus untuk menggali kebenaran informasi tersebut, dalam pengelolaan pelabuhan, Indonesia tidak bisa didikte oleh pihak asing karena keuntungannya tidak bisa dinikmati oleh rakyat Indonesia.

Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, Elvyn G Masassya menilai bahwa penarikan obligasi luar negeri atau global bond Pelindo II bukanlah langkah yang tepat. Secara tersirat, penilaian ini diungkapkannya saat rapat Panitia Khusus (Pansus) Angket DPR RI terkait Pelindo II.

“Memang saya akui, sayang sekali jika harus bayar Rp 1 trilyun per tahun untuk bayar bunga global bond,” kata Elvyn di Senayan, Jakarta (23/2).

Sebagaimana diketahui dalam prospektus global bond Pelindo II, beberapa proyek yang akan digarap dengan global bond senilai Rp 21 trilyun dianggap Elvyn masih dalam kajian. Ia pun enggan menjelaskan alasan di balik kontradiksi antara penarikan dana global bond begitu besar namun proyek masih belum siap.

“Maaf tanpa bermaksud apa-apa, jika ditanyakan kenapa harus ada penarikan global bond, kami tidak tahu,” ungkapnya.

Menurut Elvyn, saat ini pihaknya hanya dapat mencegah resiko global bond menjadi lebih besar. Langkah pencegahan ini dilakukan dengan beberapa langkah mitigasi yang sudah dikaji tim hukum perusahaan.

“Beban bunga ini sangat besar. Kami melakukan mitigasi risiko dengan beberapa langkah meliputi menukarkan bond dengan rupiah untuk meringankan bunga dan membeli beberapa instrumen finansial serta melakukan buy back,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pansus Pelindo II, Rieke Diah Pitaloka juga meminta keterangan Direksi lama Pelindo II terkait dokumen-dokumen global bond Pelindo II. Hal ini dilakukannya karena Elvyn mengaku tidak tahu menahu mengenai dokumen tersebut dan hanya mendapatkan prospektus.

“Karena Anda tidak mengetahui banyak soal global bond ini dan hanya bermodalkan prospektus, maka Pansus akan mendalami dengan Direksi lama Pelindo II sekaligus mencari dokumen historis global bond” ungkap Rieke.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid