Semarang, Aktual.com – PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk meluncurkan kredit pemilikan rumah untuk pekerja informal yaitu KPR BTN Mikro.
“Produk ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah terutama pekerja di sektor informal yang jumlahnya diprediksi mencapai 6,5 juta orang,” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono usai peluncuran KPR BTN Mikro di Wisma Perdamaian Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/2).
Dia mengatakan produk KPR BTN Mikro ini membidik keluarga atau individu yang memiliki penghasilan rata-rata Rp1,8 juta hingga Rp2,8 juta/bulan.
“Segmen masyarakat ini merupakan segmen yang paling membutuhkan akses pembiayaan karena mereka tidak masuk dalam kategori penerima KPR subsidi baik dalam skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) maupun subsidi selisih bunga (SSB) dan juga subsidi bantuan uang muka (SBUM) yang dikucurkan pemerintah,” katanya.
Meski menyasar segmen MBR, dia mengatakan KPR BTN Mikro ini bukan bagian dari program bantuan pendanaan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. “Pendanaan KPR Mikro ini murni inisiatif Bank BTN,” katanya.
Untuk suku bunga KPR BTN Mikro ini sebesar 7,99 persen/tahun dengan sistem angsuran mulai dari harian, mingguan, hingga bulanan.
Dia mengatakan KPR BTN Mikro ini dapat digunakan untuk pembelian rumah baru atau “second”, pembelian kavling, pembangunan rumah di atas lahan yang sudah dimiliki, dan perbaikan atau renovasi rumah.
Maryono mengatakan untuk pembelian rumah pertama, Bank BTN menerapkan uang muka sebesar 1 persen, sedangkan untuk renovasi rumah atau pembangunan rumah, uang muka diwajibkan minimal 10 persen.
“Uang muka ini bisa digunakan untuk mencairkan KPR Mikro, dengan plafon maksimal Rp75 juta,” katanya.
Penyaluran KPR BTN Mikro tahun ini sebesar Rp150 miliar. Untuk tahap awal, KPR BTN Mikro ini menyasar ke Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyambut baik program tersebut.
“Seharusnya untuk MBR segmen progam FLPP juga bisa masuk ke sini. Segmen pedagang mie dan bakso ini jumlahnya di seluruh Indonesia mencapai jutaan, harapannya bisa membantu mereka memperoleh rumah yang layak,” katanya.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan