Jakarta, Aktual.Com-Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan berpendapat bahwa polemik peralihan perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia (FI) dari Kontrak Kerja (KK) ke Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sarat dengan muatan politik kepentingan asing terhadap Indonesia.
“Saya melihat kisruh dan carut marut ini syarat muatan kepentingan asing yang mencoba memanfaatkan suasana bangsa yang dalam proses pemulihan pasca tsunami politik dengan label kerukunan beragama dan kebhinekaan,” kata Arteria dalam.keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (24/2).
“Dan Freeport kembali memanfaatkan situasi politik nasional yang cukup rentan ini dengan mencoba untuk memperpanjang kontrak karya sebelum waktunya,” tambah dia.
Dikatakan Arteria, PT FI lebih banyak membuat kekacauan di Indonesia ketimbang berkontribusi kepada negara, apa yang disampaikan perusahaan Amerika Serikat dengan nada ancaman kepada pemerintahan seakan telah memberikan banyak kontribusi ke nasional.
“Padahal yang mereka (Freeport) berikan jauh lebih kecil dari kontribusi pejuang devisa para buruh migran yang bekerja di luar negeri,” ujar dia.
“Jadi kalau mau main data sini saya akan tarung dan paparkan, mereka ini lebih seperti “imperialis” bukan pengusaha, kesannya saja ada business practices, tapi core bisnisnya ya “ekonomi yang menghisap”. Jangan bicara bangun infrastruktur sudah hebat, berapa milyar atau trilyun yang mereka hasilkan per hari? Yang dikasih ke negara hanya 7 trilyun pertahun, sama kaya Belanda kasih demang di jaman dulu,” papar alumni FHUI program keahlian Hukum Bisnis itu.
“Belanda juga bangun infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, sekolah dan kesehatan, tapi kan tetap saja prakteknya kan imperialis, tetap saja kita katakan mereka itu penjajah,” tandas anggota komisi II DPR RI itu.
Pewarta : Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs