Jakarta, Aktual com – Di tengah goncangan perusahan Pertamina (Persero) hingga terguling-nya Direktur Utama, Dwi Soetjipto dari Jabatannya di perusahaan itu, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) masih menaruh harapan akan keseriusan BUMN itu untuk meningkatkan persentasi bauran energi terbarukan.
Ketua Umum METI, Surya Dharma menuturkan bahwasanya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan sumber energi yang sangat penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.
“Dengan pemilihan Dirut Pertamina, Kami dari masyarakat energi terbarukan berharap Pertamina serius dan lebih fokus lagi untuk mengembangkan energi baru terbarukan,” kata Surya Dharma kepada Aktual.com, Senin (27/2).
Adapun mengenai transisi kepemimpinan di pertamina sendiri terjadi secara tidak natural. Pergolakan dan tarik menarik kepentingan telah menjadikan pertamina sebagai taruhan.
Maka tidak berlebihan jika masyarakat melihat perebutan Dirut Pertamina akan berkaitan dengan kepentingan politik untuk Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden 2019 mendatang.
“Kejadian tiba-tiba ada pergantian Dirut dan Wadirut, tentu menimbulkan pertanyaan, ini ada apa? Indikator pertimbangan itu apa sih hingga harus diganti? Dari luar saya menangkap itu pertarungan kelompok-kelompok kepentingan politik atas kekayaan alam yang ada,” kata pegiat Asosiasi Ekonomi-Politik Indonesia (AEPI), Dani Setiawan kepada Aktual.com, Senin (27/2)
Sebagaimana diketahui sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mencopot Dwi Sutjipto beserta Ahmad Bambang dari jabatan Dirut dan Wadirut Pertamina.
Keduanya dinilai tidak mampu membangun kerjasama yang baik dalam menjalankan roda bisnis perusahaan tersebut.
“Terkadang dalam struktur tiak berjalan dengan semestinya dan terjadi ketidak kecocokan orangnya. Mungkin butuh talenta baru,” kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi, Gatot Trihargo di Gedung BUMN usai melakukan RUPS, Jumat (3/2).
Adapun nama-nama kandidat Dirut dari internal Pertamina yang beredar di masyarakat, yaitu Yenni Andayani, Arif Budiman, Syamsu Alam, Daryoto dan Rachmad Hardadi.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan