Jakarta, Aktual.com – Di akhir bulan Februari ini, laju nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) mengalami pelemahan dibanding penutupan kemarin.
Dalam pasar spot Bloomberg, terlihat rupiah dibuka di level Rp13.355 atau mengalami pelemahan sebesar 6 poin atau 0,05 persen dari penutupan kemarin di angka Rp13.341.
“Secara umum, laju rupiah masih dalam tren sideways. Dan pelemahan yang terjadi itu masih terbatas, seiring respon terhadap sentimen yang ada,” tandas analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Selasa (28/2).
Menurutnya, dari sentimen global, pelaku pasar masih khawatir terhadap upaya penyelesaian masalah utang di beberapa wilayah Zona Eropa. Termasuk masalah politik terkait pemilihan umum 2017 yang terjadi di Belanda (Maret), Perancis (April-Mei) serta Jerman (Oktober).
“Kondisi Yunani yang masih terbebani dengan utang bisa menjadi masalah lain karena bisa mempengaruhi penilaian pelaku pasar atas investasi di pasar surat utang berdenominasi valas. Juga sentimen Trump masih terasa,” tegasnya.
Sedang dari dalam negeri, laju rupiah masih tertekan setelah Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyampaikan defisit APBN hingga 20 Februari 2017 telah mencapai Rp22,2 triliun atau 0,16 persen dari PDB
“Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat berpengaruh pada berubahnya harga dan yield obligasi. Kami perkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran support di 13.360 dan rentang resisten di Rp13.323,” pungkasnya.
(Laporan: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka