Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab saat mengikuti di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2). Sidang ke-12 perkara penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadirkan dua orang saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum, Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan ahli hukum pidana dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Choir Ramadhan. Media Indonesia-Pool/MI/RAMDANI
Terdakwa dugaan kasus penistaan agama, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didampingi kuasa hukumnya saat mengikuti sidang di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2). Sidang ke-12 menghadirkan dua orang saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum, Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan ahli hukum pidana dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Choir Ramadhan. Media Indonesia-Pool/MI/RAMDANI

Jakarta, Aktual.com – Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia menilai, terdakwa penista agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sedang kalut karena kerap menolak saksi ahli yang dihadirkan jaksa dalam persidangan.

Pernyataan ini dilontarkan di tengah kehadiran Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab sebagai saksi ahli agama dalam sidang kasus penistaan agama yang ke-12 di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).

Dia menambahkan, Habib Rizieq merupakan representasi dari sebuah harapan masyarakat muslim dalam memperjuangkan agama Islam. Semua pengurus dan tim advokasi GNPF-MUI, disebutnya mendukung Habib Rizieq yang menjadi saksi ahli agama Islam.

“Soal seringnya (Ahok) menolak saksi ahli, itu menandakan mental breakdown (kalut). Itu strategi saja dan tidak menentukan,” ujar salah satu pengacara GNPF-MUI Kapita Ampera kepada wartawan.

Menurut Kapitra, adapun yang berwenang menerima atau tidaknya keterangan saksi ahli dalam persidangan adalah putusan Majelis Hakim. Sedang hadirnya saksi ahli itu sesuai dengan JPU yang hendak membuktikan dakwaannya pada Ahok yang telah menistakan agama.

Adapun dalam sidang kali ini, lanjut Kapitra, GNPF-MUI pun membawa massa dan laskarnya dengan lebih banyak. Meski banyak, dia yakin mereka tak akan membuat kerusuhan karena kedatangannya pun untuk mengawal sidang agar tetap berjalan dengan baik dan lancar.

“Pasukan ini bukan tentara atau polisi, kita hanya punya moralitas intelektualitas peradaban dan perdamaian. Saya tegaskan, GNPF-MUI tak punya pendukung, yang ada umat muslim yang ternodai dan datang memberikan apresiasi perjuangan GNPF.” [Teuku Wildan]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu