Menkeu Sri Mulyanai saat rilis stabilitas keuangan Indonesia di Jakarta, Jumat (3/2). Pembahasan tersebut diikuti oleh Kemenkeu, OJK, Bank Indonesia, dan LPS ini memandang stabilitas keuangan nasional dari berbagai aspek. AKTUAL/Tino Oktaviano
Menkeu Sri Mulyanai saat rilis stabilitas keuangan Indonesia di Jakarta, Jumat (3/2). Pembahasan tersebut diikuti oleh Kemenkeu, OJK, Bank Indonesia, dan LPS ini memandang stabilitas keuangan nasional dari berbagai aspek. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan mengenai pentingnya “spending review” (kajian penganggaran) kementerian dan lembaga sebagai salah satu upaya mengidentifikasi potensi celah fiskal.

“Spending review” membuktikan sekali lagi bahwa efisiensi masih bisa terus diperbaiki, kata Sri dalam Rapat Koordinasi Nasional Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2017 di Jakarta, Selasa (28/2).

“Dan saya akan terus berupaya agar efisiensi tercapai,” ucap Sri Mulyani.

“Spending review” tersebut mengkaji aspek-aspek teknis dalam pelaksanaan APBN dan mencoba mengidentifikasi alternatif celah fiskal sebagai bentuk masukan terhadap perbaikan perencanaan dan penganggaran, serta kemungkinan kebijakan penghematan.

Hasil “spending review” oleh Dirjen Perbendaharaan menunjukkan adanya potensi celah fiskal sebesar Rp9,6 triliun (TA 2016) dan Rp8,7 triliun (TA 2017) yang masih didominasi oleh belanja perjalanan dinas, khususnya paket meeting dan honorarium.

“Setiap K/L yang mampu melakukan efisiensi sangat memiliki kontribusi besar terhadap efisiensi anggaran,” kata Sri.

Kemenku mencatat bahwa APBN tengah dihadapkan pada tantangan berupa semakin terbatasnya celah fiskal pemerintah, yang dari tahun ke tahun hanya berkisar antara 4-6 persen.

Hal tersebut berdampak pada berkurangnya kemampuan pemerintah untuk memberikan stimulus kepada perekonomian karena dengan celah fiskal yang terbatas, pemerintah kurang leluasa mengeluarkan kebijakan ekonomi melalui pengeluaran pemerintah.

“Masing-masing K/L masih ada ruang untuk memperbaiki efisiensi. Saya minta ‘spending review’ digunakan untuk melihat pelaksanaan anggaran 2017 agar makin baik,” kata Menkeu.

Kementerian dan lembaga berperan penting dalam optimalisasi anggaran, terutama untuk meningkatkan sarana infrastruktur dan kesejahteraan sosial serta kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Pada akhirnya, optimalisasi belanja negara tersebut diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan efek berganda bagi perekonomian masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan