Karawang, Aktual.com – Dalam kitab Ad-Durar An-Naqiyah karangan Abu Al Fadl Sayid Abdullah Bin Muhammad Siddiq Al Ghumari RA dikemukakan bahwa seorang murid wajib menghormati ikhwannya dan tidak boleh merasa dirinya lebih unggul dari mereka.
Bilamana ada diantara ikhwannya yang sedang sakit wajib ia tengok, yang bodoh mesti ia ajari, berbaur bersama mereka dalam pelaksanaan syiar thariqah.
Kesalahan yang ikhwan lakukan atasnya jangan terlalu dihiraukan dan berupaya untuk memaafkannya, menjaga sikap sebaik mungkin, membantu mereka, apabila bertemu dengan salah seorang dari mereka maka hendaklah memulai dengan sapaan dan jabat tangan, jika ada ikhwan yang terjerumus dalam dosa nasehatilah dengan cara yang sangat santun tanpa mencemoohkan atau menjelek-jelekkannya.
Seorang murid juga diharuskan memiliki adab kepada muqoddamnya, menghormatinya dan tidak bersikap congkak, bahkan anggaplah muqoddam sebagai pengganti syekh sehingga ucapan-ucapannya harus didengarkan.
Begitu pula sebaliknya, seorang muqoddam wajib memperhatikan permasalahan-permasalahan di kalangan ikhwannya, membimbing dan menjadwalkan waktu mudzakaroh secara berkala, seorang muqoddam harus merasa kehilangan atas ketidakhadiran/ketiadaan salah seorang ikhwan dan tetap tawadhu serta tidak membeda-bedakan mereka dalam bergaul.
Bersambung…
[Deden Sajidin]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid