Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng (kiri) dan Plt Dirut Pertamina Yenni Andayani (kanan) memberikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2). Kementerian BUMN selaku pemegang saham melalui RUPS mencopot Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan menunjuk Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas (Plt) direktur utama di perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng memberikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2). Kementerian BUMN selaku pemegang saham melalui RUPS mencopot Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan menunjuk Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas (Plt) direktur utama di perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menuntut pencopotan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Tanri Abeng karena dinilai telah menjadi sumber petaka dan kegoncangan perusahan plat merah itu.

Menurut Presiden FSPPB, Noviandri, Komisaris Utama harusnya menjadi orang yang paling bertanggungjawab atas pergesekan antara Dirut dan Wadirut di perusahaan itu, karena ide perombakan struktur ‘matahari kembar’ bermula dari komisaris.

“Kalau Dirut dicopot, Wadirut dicopot ya komisarisnya harusnya dicopot juga. Karena idenya (perombakan struktur yang menambah posisi wadirut) muncul dari mereka,” kata Noviandri di Jakarta, Selasa (28/2).

Sebelumnya ketika itu ungkap Noviandri, dirinya sudah mengingatkan atas kerentanan ide membentuk Wadirut pada perombakan struktur Pertamina, namun pemangku kebijakan bersikukuh bahwa ide itu diklaim sudah melalui kajian yang mendalam.

Namun faktanya, empat bulan berjalan sejak perombakan struktur, terjadi gesekan yang menggoncangkan hingga berujung pencopotan keduanya.

“Saya sudah kokunikasi, waktu itu mereka katakan sudah melakukan kajian,” sesal Noviandri.

Sebagaimana diketahui sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mencopot Dwi Sutjipto beserta Ahmad Bambang dari jabatan Dirut dan Wadirut Pertamina.

Keduanya dinilai tidak mampu membangun kerjasama yang baik dalam menjalankan roda bisnis perusahaan tersebut.

“Terkadang dalam struktur tiak berjalan dengan semestinya dan terjadi ketidak kecocokan orangnya. Mungkin butuh talenta baru,” kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi, Gatot Trihargo di Gedung BUMN usai melakukan RUPS, Jumat (3/2).

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan