Jakarta, Aktual.com – Komisi Nasional Perempuan menyampaikan rasa bela sungkawa terhadap meninggalnya Petani Kendeng, Patmi (48). Bagi Komnas Perempuan meninggalnya petani Kendeng tersebut menambah deretan pejuang Kartini yang gugur dalam perjuangan.
Patmi dianggap akan menjadi salah satu teladan dalam perjuangan membela lingkungan. Terutama merawat ekosistem dan juga masa depan tanah air.
“Patmi menjadi teladan mulia bagi para perempuan dan kita semua untuk tak kenal lelah berjuang menyelamatkan kelestarian alam,” ucap Ketua Komnas Perempuan, Azriana melalui pers rilis kepada awak media, Selasa (21/3) malam.
“Dengan menyelamatkan kelestarian alam, merawat ekosistem, kita menyelamatkan manusia-manusia di dalamnya sebagai bagian dari mahluk hidup dalam rantai kehidupan bumi,” tambahnya.
Azriana pun muji keteguhan hati almarhumah dalam memperjuangkan kehidupan petani dan kelestarian alam Pegunungan Kendeng. Dedikasi mendiang Patmi, lanjutnya, lebih dari pantas untuk menerima sebuah apresiasi karena konsisten memperjuangkan haknya untuk hidup berdampingan dengan alam.
“Kepergian Ibu Patmi menambah deretan panjang sejarah perjuangan perempuan pembela HAM yang mendedikasikan seluruh kehidupannya bagi perjuangan pemenuhan HAM,” imbuhnya.
Patmi, salah satu peserta aksi #DipasungSemen2, meninggal pada Selasa (21/3) dini hari kemarin karena serangan jantung. Perempuan pembela HAM ini sendiri melakukan aksi pasung kaki selama lima hari, sejak 16 hingga 20 Maret 2017.
Bersama 55 warga Kabupaten Pati dan Rembang, ia meminta negara menghentikan operasi PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, karena mengancam kelestarian alam pegunungan Kendeng yang menjadi sumber kehidupan mereka.
Mendiang Patmi merupakan salah satu perempuan yang sejak tahun 2006 berjuang menyelamatkan kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar pegunungan Karst Kendeng.
Laporan: Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid