Edhy Prabowo

Jakarta, Aktual.com – Panja Reklamasi Laut Komisi IV DPR RI melakukan sidak ke lokasi reklamasi Teluk Jakarta, Jumat (24/3).

Panja tersebut meninjau Pulau C, D, F dan G. Hadir Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo, Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron, Anggota Komisi IV DPR Lalu Gede Syamsul Mujahidin.

“Hari ini adalah kunjungan spesifik pertama kita dimasa sidang ke IV. Kita sengaja mengunjungi reklamasi pulau C, D dan F,” ujar Edhy Prabowo di Perairan Teluk Jakarta, Jumat (24/3).

Kunjungan tersebut, kata Edhy, sekaligus sebagai langkah DPR mendengar keluhan masyarakat terdampak reklamasi. Apalagi, yang tempat tinggalnya digusur Pemprov DKI untuk disulap menjadi kawasan elit.

“Kenapa di Gusur ? Apakah enggak bisa saling berdampingan. Apakah Saling hidup berdampingan jadi musuh bagi pengusaha ? Kan enggak. Kalo musuh, siapa yang kerja ? Nelayan kehilangan pekerjaan disini apa ganti ruginya ? Nggak ada,” cetusnya.

Selain itu, masalah ekologi yang ditimbulkan reklamasi juga membahayakan lingkungan.

“Lihat jarak antara daratan dan pulau tidak lebih dari 300 meteri padahal kajian minimal 300. Kami enggak menghendaki 300. Bagaimana kalau terjadi pendangkalan. Apa banjir enggak akan semakin parah ?,” katanya lagi.

Lebih lanjut, Edhy mengungkapkan, sejak tahun 2014 komisi IV DPR sudah meminta reklamasi teluk Jakarta dihentikan hingga semua syarat perijinan teknis sesuai dengan perUndang-Undangan.

“Kita juga sudah intruksikan KKP dan KLHK, berdasarkan beberapa rapat mereka selalau laporkan sudah lakukan (penertiban). Kami apresiasi apa yang sudah dilakukan KKP. Berkali-kali mereka tunjukan kerja optimal,” ungkapnya.

Reklamasi, sambungnya, secara umum tidak lah haram. Asal semua aturan diikuti dengan baik. “Nah ini Amdal aja belum selesai. Kita lihat kok aktivitas yang seakan-akan ditutup-tutupi. Cuma kan kita tidak mau seolah-olah kita bersandiwara. Kita mau semua sesuai peraturan,” kata Politikus Gerindra ini.

“DPR enggak mungkin tinggal diam. Kalau diam buat apa gunanya, bubarkan saja. Kita enggak mau politik, enggak mau sandiwara. Ini real. Nyata,” pungkasnya.

Pewarta : Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs