Sejumlah anak-anak bermain banjir yang berada di kampung Bayur di RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Minggu (26/2/2017), kembali terendam banjir. Air yang menggenangi kawasan tersebut setinggi lebih dari 30 centimeter, diduga akibat dari kali sunter . Namun sejumlah anak-anak terlihat senang memanfaatkan banjir untuk bermain air. AKTUAL/Munzir
Pemukiman warga yang berada di kampung Bayur di RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Minggu (26/2/2017), kembali terendam banjir. Air yang menggenangi kawasan tersebut setinggi lebih dari 30 centimeter, diduga akibat dari kali sunter . Namun sejumlah anak-anak terlihat senang memanfaatkan banjir untuk bermain air. AKTUAL/Munzir

Surabaya, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, mengungkapkan 13 wilayah di Jatim rawan banjir. Kondisi itu karena tidak adanya tanggul penahan air sungai, sehingga berpotensi meluap saat musim hujan.

“Karena tidak ada tanggulnya di beberapa titik, jadi kalau banjir kemungkinan berpotensi meluap dan menggenangi wilayah disekitarnya,” kata kepala BPBD Jatim Sudarmawan di Surabaya, Senin (27/3).

Dikatakannya, ada 13 daerah yang sering terjadi banjir jika musim hujan tiba yakni, Ngawi, Madiun, Lamongan, Tuban, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bondowoso, Sampang, Ponorogo, Pamekasan, Bojonegoro dan Surabaya.

“Kalau di sisi bengawan Solo kan ada 15 km yang belum ditanggul di wilayah Tuban. Di Sampang juga karena kondisi kali Kemuning yang kritis jadi setiap musim hujan rawan banjir,” tandasnya.

Untuk mengatasi masalah itu, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan. Diantaranya adalah dengan melakukan normalisasi sungai dan pembangunan tanggul darurat dari kantong pasir.

Sudarmawan mengaku Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, juga sudah mengajukan anggaran perbaikan tanggul ke pemerintah pusat.

“Semoga usulannya disetujui, terutama membuat sodetan di plangwood untuk memperlancar air dari bengawan Solo,” jelasnya.

Sementara itu, wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, secara keseluruhan, selama tahun 2016 di Jatim terjadi 386 bencana, dari 2.384 bencana yang terjadi di Indonesia.

“98 persen bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, puting beliung) mendominasi total kejadian bencana di Jatim,” ungkapnya.

Gus Ipul mengungkapkan, untuk banjir di wilayah Mojokerto, sampai Senin pagi, tinggi genangan mencapai 100 cm dan di wilayah desa Jotangan Kecamatan Mojosari setinggo 80-90 cm.
Titik pengungsian berada di Kantor Kecamatan Mojoanyar dengan jumlah pengungsi 77 Jiwa, dan di balai desa Sadartengah dengan jumlah pengungsi tujuh jiwa. BPBD setempat menyiapkan unit dapur lapangan ditempatkan di titik pengungsian Kantor kec Mojoanyar.

Gus Ipul juga menambahkan, Jawa Timur merupakan Provinsi yang paling rawan terjadi bencana alam. Dari 38 Kabupaten/Kota yang tersebar di provinsi ini, 29 kabupaten/kota diantaranya termasuk daerah beresiko tinggi bencana.

“29 kab/kota ini yang dominan terjadi bencana,” katanya.

Selain banjir, potensi bencana di Jatim diantaranya adalah tanah longsor, puting geliung, gempa dan kebakaran. “Ada juga bencana kekeringan dan kebakaran hutan,” tandasnya.

Laporan Ahmad H Budiawan

Artikel ini ditulis oleh: