Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan bahwa mesin politik dalam partai politik bukan menjadi faktor tunggal untuk memenangkan pasangan calon yang diusung pada kontestasi pemilihan umum, baik Pilkada, Pileg, maupun Pilpres.
Hal itu menanggapi fenomena gencarnya para pasangan calon menarik dukungan partai politik seperti yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini, yang dilakukan baik calon petahana Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan penantangnya yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Mesin Parpol itu memang tidak menjadi faktor tunggal sebuah kemenangan. Masih banyak faktor lain yang menjadi determinan menentukan kemenangan dalam kontestasi elektoral,” kata Ulang saat dihubungi, di Jakarta, Rabu (29/3).
“Misalnya bagaimana kemampuan dari figur itu sendiri membranding dirinya. Bagaimana program yang ditawarkan sederhana, populis dan disukai masyarakat,” tambahnya.
Dari banyak kasus, belum tentu dukungan ‘gemuk’ partai politik kemudian menangkan calon yang diusungnya, seperti dukungan calon petahana Fauzi Bowo (Foke) di Pilkada DKI 2012, dan terbaru calon yang diusung empat partai sekaligus, tidak mengantarkannya pada kemenangan diputaran pertama.
Masih dikatakan dia, faktor figur, program dan bagaimana mengemas personal branding masih menjadi faktor menentukan kemenangan. Namun, sambung Ipang, perlu diingat bekerja tanpa mesin partai atau tanpa dukungan partai lebih sulit dan lebih berat lagi.
“Selain mesin partai yang kuat, kemenangan juga ditentukan bagaimana calon punya kemampuan dan kapasitas memenangkan pertarungan isu, mengconter black campaign yang bisa mengerus elektibilitas,” ujar dia.
“Kalau tim ngak punya kemampuan untuk mengcounter atau mematahkan opini atau kampanye negatif maka bisa berpotensi elektilitas yang ada digembosi lawan politik,” tandas Ipang.
Laporan: Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid