Jakarta, Aktual.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin memangkas perizinan hulu migas dari 104 hingga menjadi 6 perizinan, hal ini sebagai upaya mendorong minat KKKS untuk mengarap sektor migas di Indonesia.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, I Gusti Ngurah Wiratmaja mengaku gelisah melihat jumlah KKKS di Indonesia yang semakin menurun. Menurutnya persoalan ini tidak semata disebabkan anjloknya harga minyak dunia, namun lebih kepada faktor kurangnya atraktif untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk itu dia menilai perlunya penyederhanaan perizinan dan penyusunan regulasi yang lebih atraktif.
“Yang ingin saya sampaikan adalah penyederhanaan perizinan. Di Migas tadinya ada 104, udah turun 42, nanti akan jadi 6 izin aja. Kita ingin kerja lebih cepet. kita ingin dorong izin-izin dari instansi lain juga,” Katanya di Jakarta, ditulis Kamis (30/3)
“saya juga ingin sedikit sharing bahwa tahun ini akan melelangkan beberapa WK, dan taun lalu yang kita lelang ternyata nggak laku, berarti ada sesuatu. kita lelang WK-WK Migas ini nggak terlalu diminati oleh big player, atau big wig. Shell misalnya nggak ikut, Exxon, Chevron nggak ada. yang ikut yang kecil-kecil padahal kita mengharapkan yang big wig ini yang ikut soalnya di frontier-frontier,” ungkapnya.
Lebih lanjut ujar Wirat, kurangnya atraktif investasi di Indonesia sejalan dengan kajian Wood Mackenzie yang menunjukkan data bahwa para negara pesaing Indonesia lebih atraktif.
“Sedikit saja menunjukkan kenapa Indonesia nggak atraktif? grafik menarik oleh Wood Mac menunjukkan negara-negara pesaing kita kasih return cukup tinggi. artinya return yang kita berikan ke mereka sangat rendah. memang ada yang lebih jelek tapi jelas kita kurang atraktif,” tandasnya.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid