Jakarta, Aktual.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatatkan laba bersih tahun 2016 sebesar Rp10,5 triliun atau turun Rp5,1 triliun dari perolehan yang didapatkan pada tahun 2015 sebesar Rp15,6 triliun.
Direktur Perencanaan PT PLN, Nicke Widyawati beralasan penurunan itu disebabkan perusahaannya pada tahun ini tidak menekan pendapatan dari biaya tarif listrik, selain memang karena mengikuti program tax amnesty.
“PLN berusaha untuk memberikan tarif kompetitif bagi masyarakat dan dunia usaha,” kata Nicke di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (5/4).
Pada tahun lalu kata Nicke, harga jual tenaga listrik PLN memang mampu ditekan sebesar Rp41 per Kwh dengan rata-rata harga jual sebesar Rp994 per kwh dari Rp1.035 per kwh pada 2015.
Namun demikian, Nicke mengungkapkan peningkatan beban perusahaan masih bisa diimbangi oleh efisiensi internal PLN sehingga tidak terlalu menyebabkan laba perusahaan anjlok lebih jauh.
Salah satu upaya efisiensi adalah melalui substitusi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan penggunaan batubara atau energi primer lain yang lebih murah.
“Efisiensi terlihat dari berkurangnya biaya BBM sebesar Rp12,3 triliun sehingga pada 2016 menjadi Rp22,8 trilliun atau 35,03 persen dari tahun 2015 yang membutuhkan Rp35 trilliun, dengan penurunan konsumsi BBM 0,8 juta kilo liter (KL) sehingga volume pemakaian sampai dengan 2016 sebesar 4,7 juta (KL),” tandasnya.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan