Sejumlah kendaraan melintas di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek di pintu masuk Tol Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (23/12). Arus mudik kendaraan menjelang libur Natal dan Tahun Baru di ruas Tol Jakarta-Cikampek pada Jumat (23/12) pukul 15.00-18.00 WIB terpantau lancar. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Wacana Kementerian Perhubungan untuk menerapkan aturan ganjil genap dalam mengantisipasi volume kendaraan jelang mudik lebaran khususnya di arus jalan bebas hambatan (TOL) dinilai sebagai niatan yang baik.

Anggota Komisi V DPR RI Moh Nizar Zahro menilai wacana itu diambil dalam bentuk antisipasi akibat peristiwa di pintu tol Brebes Timur (Brexit) beberapa waktu lalu.

“Kalau memang akan diberlakukan sistem ganjil genap, kami minta untuk dikaji terlebih dahulu. Libatkan seluruh stakeholder terkait,” kata Nizar dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (7/4).

Dikatakan, politisi dari Dapil Jatim XI (Madura) ini selain perencanaan dan pelaksanaannya, sosialiaasi harus dilakukan jauh – jauh hari kepada masyarakat. Jangan kemudian, ketika pelaksanaan sudah dilaksanakan, masih banyak masyarakat yang belum tahu.

“Kalau yang terjadi seperti itu, bukan malah mengurai kemacetan. Tapi, akan muncul masalah baru. Pelanggaran lalu lintas marak, dan bisa berujung penyelesaian ditempat. Ini nggak baik dan nggak boleh,” tutur politikus Gerindra itu.

Masih dikatakan Nizar, penerapan sistem ganjil – genap yang diberlakukan di Jakarta, jika diberlakukan saat arus mudik dan arus balik, tidak serta merta akan mengurangi kemacetan. Karenanya, dibandingkan dengan menerapkan sistem ganjil – genap, Nizar meminta penyelesaian jalan dan tol Pantura.

“Sebaiknya sebelum arus mudik lebaran, infrastruktur seperti jalan dan tol sudah siap. Apalagi Menteri PU-PERA sudah berjanji terkait kesiapan infrasturktur jalan dan tol. Yakni jalan tol pantura bisa fungaional hingga Ngaliyan, Semarang. Itu janji harus ditepati dan jangan mengalihkan dengan wacana sistem ganjil – genap,” tandasnya.

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid