Jakarta, Aktual.com – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan bahwa aksi penyerangan terhadap anggota kepolisian di Tuban, Jawa Timur yang dilakukan sekelompok teroris memiliki lima fenomena.
“Ada lima fenomena yang muncul dari serangan teroris di Tuban,” katanya, Minggu (9/4).
Untuk yang pertama kata Neta yakni para pelaku teroris tidaklah profesional dan sangat tidak terlatih. Bahkan sambung Neta para teroris tersebut nekat berangkat dari Semarang menuju Tuban dan melakukan serangan kepada polisi yang sedang bertugas di lapangan.
Dan yang kedua yakni, terlihat dari barang bukti yang berhasil diamankan petugas dari mobil pelaku terlihat logistik atau amunisi yang mereka miliki cukup banyak, sehingga patut menjadi pertanyaan siapa yang memasok amunisi tersebut.
“Ketiga, rasa setia kawan dan kepatuhan para teroris terhadap atasannya sangat tinggi, sehingga rela mengorbankan nyawanya untuk melakukan serangan balas dendam hanya karena temannya ditangkap polisi, padahal mereka sendiri tidak mumpuni dalam menggunakan senjata api,” katanya.
Selanjutnya yang keempat yakni pihak kepolisian perlu melakukan penelusuran apakah benar para pelaku adalah bagian dari keluarga besar teroris yang sebelumnya sudah tewas dalam berbagai penangkapan yang dilakukan polisi di berbagai tempat beberapa waktu lalu.
“Untuk yang kelima, serangan teroris kali ini dilakukan dalam kelompok besar, yakni enam anggota teroris melakukan serangan dengan menembak ke arah polisi yang berjaga di Pos Black Spot Sat Lantas Res Tuban” tukasnya.
Laporan: Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid