Suriah

Jakarta, Aktual.com-Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah menyepakati jika insiden serangan udara AS di Suriah tidak akan terulang kembali.

Pernyataan itu dikeluarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada mitranya dari Suriah Walid al-Moualem di Moskow, Kamis 13 April waktu setempat. Seperti dilaporkan Kantor Berita Interfax, dengan mengatakan, itu yang ‘disimpulkan’ selama kunjungan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson ke Moskow, Rabu 12 April.

Tetapi di Washington, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Tillerson tidak mengabaikan kemungkinan AS dapat melakukan serangan kembali.

“Menlu menjelaskan tidak ada target berikutnya setelah serangan rudal, tapi dia tidak menutup kemungkinan setiap tindakan berikutnya,” ungkap pejabat Juru Bicara Kemenlu AS Mark Toner.

“Dia menekankan bahwa Rusia berada dalam posisi dapat menggunakan pengaruhnya kepada rezim Assad demi memastikan supaya AS tidak perlu lagi untuk bertindak,” tambah Toner, seperti dilansir dari Al Arabiya dari laporan AFP-Reuters, Jumat 14 April 2017.

Sebelumnya Kemenlu AS menyatakan, dugaan serangan senjata kimia pemerintah Suriah terhadap warga sipil, pekan lalu, telah disebut sebagai kejahatan perang.

Mereka juga menepis komentar Presiden Bashar al-Assad dalam wawancara dengan AFP yang menyatakan bahwa dugaan serangan itu dibuat oleh AS untuk membenarkan serangan militer Amerika.

“Sayangnya, itu fantasi Assad. Upaya dia buat memuntahkan berita palsu, menciptakan kebingungan,” tegas jubir Kemenlu Toner, mengacu pada apa yang dikatakan Assad dalam wawancara Rabu.

Itu pertama kalinya Assad berbicara sejak serangan 4 April yang dituding memakai senjata kimia dibalas serangan rudal jelajah AS ke sebuah pangkalan udara Suriah.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs