Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) dan calon Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) berjalan bersama usai melakukan pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/4). Anies Baswedan yang unggul dalam hitung cepat pada Pemilihan Gubernur DKI 2017 putaran kedua mendatangi Balai Kota menemui Ahok untuk membahas rekonsiliasi antarpendukung agar tetap menjaga persatuan serta membahas program kerja. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./aww/17.

Jakarta, Aktual.com – Dari enam partai pengusung, hanya pemilih dari PDI-P yang disiplin menggunakan hak suaranya untuk pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Begitu hasil survei PolMark Research Center.

Kata CEO PolMark Eep Saefullah Fatah, hal tersebut merupakan tamparan bagi partai pendukung lainnya, karena seolah tak berguna menggiring Ahok-Djarot ke kursi DKI 1 dan 2.

“Yang disiplin hanya PDI-P, sisanya menumpuk di Anies-Sandi. Ini alarm bahaya bagi pengelola partai di zaman demokrasi sekarang. Buat apa dirikan partai bila tidak diikutkan,” kata Eep dalam acara diskusi bertajuk ‘Setelah Pilkada Usai’, di Cikini, Jakarta, Sabtu (22/4).

Survei PolMark, ada beberapa persoalan yang membuat Ahok-Djarot kandas di putaran dua. Pertamanya, turun perolehan suara, kedua ketidakmampuan tim pemenangan untuk memobilisasi suara liar dari paslon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Pertama, suara Ahok-Djarot terkarantina bukan hanya besar, tetapi turun 14 ribu suara. Suara pemilihnya hanya itu saja tidak bisa menjangkau pemilih lain. [M Zhacky Kusumo]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu