Yogyakarta, Aktual.com – Sesi berikutnya Islamic Leadership Training, Future Leader Camp (FLC) 2017, Ketua Pengurus KSPSS BMT Beringharjo, Mursidah Rambe sangat bersemangat berbagi inspirasi terkait BMT (Baitul Maal Wattamwil) Beringharjo yang ia dirikan bersama dua orang temannya.
BMT Beringharjo berdiri 31 Desember 1994, lahir dari kegelisahan pengaruh rentenir yang mencekik pedagang kecil saat itu, merasa tergerak dengan keadaan tersebut ia nekad mendirikan lembaga keuangan berbasis syariah.
Awal modal satu juta dari Dompet Dhuafa perlahan ia bangun untuk membuat pondasi pemberdayaan pedagang kecil dari serambil Masjid Al-Muttaqin, Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Semua peralatan kantor ia pinjam sana sini bahkan sepeda motor untuk mobilitas ia pinjam dari seorang penjaga kamar mandi masjid.
Ia sadar jika modal satu juta tidak mungkin dapat menyasar pedagang besar, akhirnya ia memilih para pedagang kecil sebagai sasaran BMT Beringharjo dengan rata-rata pinjaman Rp 25.000.
Tidak perlu menunggu lama, atas kemudahan dan sistem syariah yang ia tawarkan, BMT Beringharjo menjadi buah bibir dikalangan para pedagang kecil. Selain memberikan pinjaman, Mursidah pun memberikan pembinaan kepada anggotanya untuk terus berinovasi agar ada nilai dari produk yang dijual.
Setelah 23 tahun berjalan, kini BMT Beringharjo telah tersebar diberbagai pulau di Indonesia dengan aset sekitar Rp 133 Milyar (per Maret 2017). “Sungguh, ini adalah perjuangan panjang untuk mengedukasi masyarakat merdeka dari riba dan jerat paus rentenir,” ungkap Mursidah.
Dihadapan ratusan peserta FLC 2017 yang juga penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA), Mursidah berharap setelah acara ini para aktivis hebat akan semakin semangat memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Jika kita memberikan satu kebaikan, maka Allah akan memberikan 1000 balasan kebaikan. Saya juga ingin agar para aktivis untuk merubah mindset-nya agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan niat, keberanian, kesungguhan, keyakinan, konsisten, dan tawakal. Karena tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang tidak bisa, dan tidak ada yang sia-sia,” tutup Mursidah.
*adv
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan