‘Tuntutan Ringan Jaksa Untuk Ahok Dinilai Ada Campur Tangan Kekuasaan’
Jakarta, Aktual.com – Ratusan massa aksi umat Islam masih terus konsisten mengawal sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Hari ini, dalam sidang lanjutan dengan agenda mendengarkan nota pembelaan (pledoi) terdakwa, Ahok sejumlah massa umat Islam juga kembali memadati sepanjang jalan depan kantor Kementerian Pertanian yang menjadi lokasi digelarnya sidang.
Salah seorang massa aksi, Ahmad Ji’i mengatakan bersamaan dengan agenda pledoi ini umat Islam juga menyerukan kekecewaannya terhadap tuntutan hukum oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada Ahok.
“Kami umat Islam merasa kecewa, kenapa? umat Islam sendiri yang menistakan agama, yang menghina agama itu dihukum dengan penjara yang maksimal 5 tahun penjara. Tapi kenapa ini sudah diluar Islam, menghina agama Islam, menghina tuhannya umat Islam, eh dihukum dengan hukuman yang ringan,” kata Ahmad Ji’i dilokasi aksi, Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (25/4).
Ia juga mengatakan, tuntutan ringan JPU untuk Ahok disinyalir karena adanya kedekatan Jaksa dengan terdakwa.
“Ternyata dan ternyata JPU itu adalah tim pemenangan dari tim suksesnya Ahok,” bebernya.
Menurutnya, hal itu sangat jelas menciderai rasa keadilan, melukai umat Islam seluruh dunia.
“Ini sudah menistakan agama. Bukan hanya di Indonesia, bukan hanya di tanah Jakarta, tapi seluruh dunia umat Islam merasa kecewa dan merasa tersinggung atas perkataannya,” jelas Ahmad.
Ahmad juga menegaskan, pemeritah dan aparatur penegak hukum semakin nyata menunjukan keberpikahakannya pada terdakwa, Ahok.
“Ini sudah nyata, dari pihak Kapolri, dari pihak Presiden bahkan dari pihak JPU nya. Kita ngga tahu dari pihak hakim apakah memihak, meng ‘anak emas’ kan si Ahok ini,” ungkapnya.
“Ya ngga mungkin ngga ada intervensi, ngga mungkin ngga ada tekanan dari penguasa,” tambahnya.
Campur tangan penegakan hukum oleh penguasa, menurutnya menjadi salah satu tindakan provokatif yang akan memicu kemarahan umat Islam.
“Jangan pernah coba-coba ganggu umat Islam, sampe kemana pun bakal di uber. Jangan salahin kalau kita mengadakan, bukan revolusi. Kalau revolusi untuk menurunkan presiden, tapi untuk mencari keadilan bagaimana agama kami di injak-injak di tanah Indonesia,” tegasnya.
Untuk itu ia memastikan bahwa umat Islam akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
“sampai kapan pun, sampai benar-benar ada keputusan yang adil dari pemerintah, dari siapapun ada keputusan yang adil kita bakal siap,” tegas Ahmad.
Berikut cuplikannya:
Laporan: Chienk