Manila, Aktual.com – Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) segera menyelesaikan kerangka pertama pedoman perilaku (“code of conduct”) di Laut China Selatan, yang berfungsi sebagai dasar bagi finalisasi perundingan selanjutnya.
“Kami berharap kerangka pertama ini akan selesai pada pertengahan tahun,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada sejumlah wartawan usai menghadiri pertemuan tingkat menteri se-ASEAN di Manila, Jumat (28/4), seperti dikutip pada keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Pedoman perilaku Laut China Selatan adalah sejumlah aturan yang ditujukan untuk menghindari konflik di perairan sengketa antara Beijing dengan sejumlah negara Asia Tenggara tersebut. Sementara “kerangka pertama” merupakan poin-poin yang akan menjadi bahasan utama perundingan selanjutnya.
Ide mengenai pedoman perilaku pertama kali muncul pada 2002, namun tidak pernah terwujud karena perbedaan pandangan internal di antara anggota ASEAN dan juga tentangan dari China.
Laut China Selatan menjadi wilayah yang diperebutkan antara Beijing dengan Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia. Perairan ini mengandung cadangan minyak terbukti sedikitnya tujuh miliar barel, dan sekitar 900 triliun kubik gas alam. Angka tersebut bisa menjadi katalis ekonomi besar bagi negara seperti Filipina, atau mengamankan pasokan energi China, kata Bank Dunia.
Artikel ini ditulis oleh: