Jakarta, Aktual.com – Kerugian BUMN di bawah Menteri BUMN Rini Soemarno masih saja terus terjadi. Program pengurangan kerugian yang ambisius dari Rini Soemarno tak pernah terjadi. Bahkan Rini menyebut, kerugian di BUMN sebagai sesuatu yang biasa.
“Kalau masih ada kerugian (di BUMN) di kuartal I, itu hal yang biasa. Tapi nanti akan naik lagi kok. Dulu ruginya (di kuartal I-2016) sebanyak Rp3,2 triliun dan sekarang Rp3 triliun. Kemarin kita (BUMN) ketemu bersama, kita lakukan untuk efisiensi,” kata Rini di Bogor, ditulis Minggu (30/4).
Menurutnya, target kinerja BUMN di 2017 itu memang ada peningkatan laba. Sehingga BUMN-BUMN yang semula mengalami kerugian harus berubah tak lagi menderita kerugian.
“Mereka harus punya effort besar. Seperti PT Kertas Leces (Persero) itu tahun lalu merugi. Tahun ini mudah-mudahan tidak (rugi),” janji dia.
Kebetulan, kata dia, perusahaan itu memiliki lahan luas. Dan PT INKA membutuhkan lahan untuk membuat gudang untuk bangun gerbong kereta, karena banyak pesanan.
“Sehingga bisa dimanfaatkan. Jadi jangan mencari ke tempat lain. Sementara sodaranya ada (lahan),” katanya.
Di tempat sama, Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro menambahkan, perusahaan BUMN yang merugi sepanjang 2016 sebanyak 22 BUMN.
“Sedang di kuartal I-2016 sebanyak 27 BUMN yang rugi. Dan kuartal I 2017 ini, yang alami rugi sejumlah 25 BUMN. Totalnya (kerugian) capai Rp 3 triliun. Kontributor terbanyak tetap dari Bulog sebesar Rp913 miliar,” ujar dia.
Namun sepanjang tahun ini, kata dia, di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017 ada lima BUMN yang rugi dengan total kerugian hampir Rp490 miliar.
“Namun kalau dari komitmen kami (Kemen BUMN) di 2017 ini yang merugi hanya perusahaan, yaitu PT Merpati. Karena sudah gak beroperasi. Jadi di target kami,” janjinya sesumbar.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka