Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan dalam pengajian shahih Bukharinya, bahwa baginda Nabi SAW adalah Imam dari para orang yang rendah hati.
Diantara bentuk nyata dalam kehidupan hariannya, adalah baginda memenuhi undangan dari para sahabatnya tanpa membedakan mana antara yang kaya dan miskin.
Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, bahwa:
“إِنَّ خَيَّاطًا دَعَا رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِطَعَامٍ صَنَعَهُ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ فَذَهَبْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى ذَلِكَ الطَّعَامِ فَقَرَّبَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خُبْزًا وَمَرَقًا فِيهِ دُبَّاءٌ وَقَدِيدٌ فَرَأَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَتَتَبَّعُ الدُّبَّاءَ مِنْ حَوَالَىِ الْقَصْعَةِ قَالَ فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ مِنْ يَوْمِئِذٍ”
Artinya: “Seorang penjahit mengundang Rasulallah SAW untuk makanan yang telah dimasak olehnya, Anas bin Malik berkata : kemudian kami pergi bersama Rasulullah SAW untuk makan (ke rumahnya), lalu penjahit itu menyuguhkan hidangannya kepada baginda Rasulullah berupa roti dan kuah yang berisikan labu dan daging kering (dendeng), saya melihat baginda Nabi SAW mengambil labu dari pinggir nampan. Anas berkata : sejak hari itulah saya suka labu“(HR. Bukhari).
Pada hadits ini dijelaskan, bahwa baginda Nabi memenuhi undangannya seorang yang fakir dari sahabatnya, yang berprofesi sebagai tukang jahit.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid